Latest Post
Showing posts with label Agama. Show all posts
Showing posts with label Agama. Show all posts

Friday, 4 November 2016

01:36:00 1

Alquran Wajib Dibela | SIKAP #AksiDamai411 : ACEH

Khatib Jumat berpesan hari ini (4 Nopember 2016) :

"Alquran adalah satu-satunya mukjizat Nabi yang masih tersisa hingga kini" 

"Kalau kita membela Alquran, maka Alquran akan membela kita sejak di alam kubur, saat berbangkit, saat dihisab, dan akan dia antar hingga ke pintu surga"

"Alquran itu adalah furqan (pembeda) antara yang hak dengan yang batil. Dia juga hujjah (pembela atau pengacara) yang akan membela kita saat dihisab di Yaumil Akhir kelak"

Jadi, kalau hari ini ada sekelompok muslim bergerak ke Jakarta untuk membela Alquran karena ada pihak yang diduga menistanya, maka perlu kita niatkan untuk ikut membelanya, meskipun kita tak ikut ke Ibu Kota untuk berunjuk rasa.

Kita berniat dan berdoa semoga aksi itu berlangsung damai dan Alquran serta agama Islam senantiasa diselamatkan Allah dari musuh-musuh Islam.

Adalah kewajiban kita untuk mencintai Alquran dengan cara rutin membacanya, memahami teks dan konteksnya, serta mengamalkan kandungannya.

Jangan jadikan rumah kita sebagai kuburan, yakni rumah-rumah yang tidak terdengar kumandang ayat-ayat Alquran dari dalamnya.

Alquran itu adalah imam kita. Dialah yg akan menuntun kita menemukan kebenaran dan kebahagiaan di dunia dan akhirat. Jadi, jangan pernah mengurangi kecintaan kita kepada Alquran, satu-satunya mukjizat yang diturunkan kepada Rasulullah yang masih tersisa hingga kini.

Semoga Alquran akan mengawal dan mengantar kita hingga ke pintu surga. Amin.

Saleuem,

YD
(Disarikan dari khutbah Jumat khatib di Masjid Lamteh, Banda Aceh, 4 November 2016)

Friday, 6 May 2016

Penemu Pertama Makam Imam Al Bukhari adalah Soekarno?

Berawal pada tahun 1961 pemimpin tertinggi Partai Komunis Uni Soviet sekaligus penguasa tertinggi Uni Soviet Nikita Sergeyevich Khrushchev mengundang Bung Karno ke Moskow. Sepertinya Khrushchev yang berkuasa di Uni Soviet dari tahun 1953 hingga 1964 itu hendak menunjukkan pada Amerika Serikat bahwa Indonesia berdiri di belakang Uni Soviet.

Bung Karno tidak mau begitu saja datang ke Moskow. Bung Karno tahu, kalau Indonesia terjebak, yang paling rugi dan menderita adalah rakyat Indonesia. Bung Karno tidak mau membawa Indonesia ke dalam situasi yang tidak menguntungkan. Bung Karno juga tidak mau Indonesia dipermainkan oleh negara mana pun.

Bung Karno mengajukan syarat.
Kira-kira begini dialog antara Bung Karno dan Khrushchev.
“Saya mau datang ke Moskow dengan satu syarat mutlak yang harus dipenuhi. Tidak boleh tidak,” kata Bung Karno.

“Apa syarat yang Paduka Presiden ajukan?” Khrushchev balik bertanya.
Bung Karno menjawab, “Temukan makam Imam Al Bukhari. Saya sangat ingin menziarahinya.”

Tidak mau membuang waktu, Khrushchev segera memerintahkan pasukan elitnya untuk menemukan makam dimaksud. Entah berapa lama waktu yang dihabiskan anak buah Khrushchev untuk menemukan makam itu, yang jelas hasilnya nihil.

Khrushchev kembali menghubungi Bung Karno. “Maaf Paduka Presiden, kami tidak berhasil menemukan makam orang yang Paduka cari. Apa Anda berkenan mengganti syarat Anda?”

“Kalau tidak ditemukan, ya udah, saya lebih baik tidak usah datang ke negara Anda,” tegas Bung Karno.

Kalimat singkat Bung Karno ini membuat kuping Khrushchev panas memerah. Khrushchev kembali balik kanan, memerintahkan orang-orang nomor satunya langsung menangani masalah ini.

Akhirnya setelah bolak balik sana sini, serta mengumpulkan informasi dari orang-orang tua Muslim di sekitar Samarkand, anak buah Khrushchev menemukan makam Imam Al Bukhari yang lahir di Bukhara pada tahun 810 M. Imam Al Bukhari meninggal dunia dan dimakamkan Samarkand pada 870 M. Ketika ditemukan, makam Imam Al Bukhari dalam kondisi rusak tak terawat.

Khrushchev memerintahkan agar makam itu dibersihkan dan dipugar secantik mungkin.
Selesai renovasi, Khrushchev menghubungi Bung Karno kembali. Intinya, misi pencarian makam Imam Al Bukhari berhasil.

Sambil tersenyum Bung Karno mengatakan, “Baik, saya datang ke negara Anda.”

Setelah dari Moskow, tanggal 12 Juni 1961 Bung Karno tiba di Samarkand. Puluhan ribu orang menyambut kehadiran Pemimpin Besar Revolusi Indonesia ini sejak dari Tashkent. [AR/TS]

Friday, 2 October 2015

Sejarah Singkat : Kenegerian Trumon (Aceh)

 Sumber Foto : http://travellinkaceh.blogspot.com
Kenegerian Trumon merupakan bagian dari salah satu kehulubalangan Kesultanan Aceh di daerah yang sekarang disebut Aceh Selatan.

Bangunan benteng Kuta Batee dibangun ketika Kerajaan Trumon dipimpin atau di bawah pemerintahan Teuku Raja Fansuri Alamsyah yang juga dikenal dengan sebutan Teuku Raja Batak. Dalam masa ini pula, Trumon meraih kejayaannya hingga berhasil mencetak mata uang sendiri sebagai alat tukar yang sah.

Teuku Raja Batak ini merupakan raja ketiga, menggantikan ayahnya bernama Teuku Raja Bujang yang sebelumnya menerima tahta dari kakeknya (ayah Raja Bujang) yaitu Teuku Djakfar selaku pendiri Kerajaan Trumon dan Kerajaan Singkil.

Bangunan bersejarah

Selain berfungsi sebagai benteng pertahanan ketika diserang musuh (penjajah), benteng ini juga digunakan sebagai kantor pusat pengendalikan pemerintahan oleh raja. Di dalamnya juga terdapat istana raja dan sebuah gudang tempat menyimpan barang-barang penting milik kerajaan.

Luas bangunannya sekitar 60 x 60 meter dengan tinggi sekira empat meter. Sedangkan tebal dindingnya mencapai satu meter dengan tiga lapisan. Dinding bagian luar terbuat dari batu bata, kemudian pasir setebal tiga puluh sentimeter dan dinding bagian dalam terbuat dari batu bata tanah liat.

Di sekeliling benteng terdapat balai sidang. Balai ini biasanya digunakan untuk kegiatan rapat atau sidang-sidang adat kerajaan yang dipimpin langsung oleh raja. Selain itu juga terdapat rumah sula (penjara). Sula adalah besi-besi yang diruncingkan dan terpancang di tanah sebagai tempat hukuman mati bagi penjahat yang divonis hukuman mati.

Pendiri kerajaan

Almarhum H. Mohammad Said, dalam bukunya Aceh Sepanjang Abad menceritakan, Kerajaan Trumon didirikan oleh seorang saudagar sekaligus pemuka agama (labai) berasal dari XXV Mukim Aceh Besar dalam abad ke-18. Ia tidak lain adalah Labai Daffa (Labai Dafna-sebutan Belanda) yang nama aslinya adalah Teuku Djakfar.

Raja ini sebelum mendirikan Kerajaan Trumon dan Singkil, sempat belajar agama Islam di Ujung Serangga, Kecamatan Susoh, Aceh Barat Daya sehingga meraih gelar labai atau teungku, panggilan ulama dalam masyarakat Aceh.

Dengan demikian tidak heran, kalau Benteng Kuta Batee ini akhirnya selamat dan terhindar dari bencana gelombang tsunami, berkat doa Raja-raja Trumon yang terkenal alim heroik itu.

Sumber : (LINK)

Monday, 21 September 2015

Sejarah Singkat Aceh

ACEHadalah sebuah provinsi di Indonesia. Aceh terletak di ujung utara pulau Sumatera dan merupakan provinsi paling barat di Indonesia. Ibu kotanya adalah Banda Aceh. Jumlah penduduk provinsi ini sekitar 4.500.000 jiwa. Letaknya dekat dengan Kepulauan Andaman dan Nikobar di India dan terpisahkan oleh Laut Andaman. Aceh berbatasan dengan Teluk Benggala di sebelah utara, Samudra Hindia di sebelah barat, Selat Malaka di sebelah timur, dan Sumatera Utara di sebelah tenggara dan selatan.

Aceh dianggap sebagai tempat dimulainya penyebaran Islam di Indonesia dan memainkan peran penting dalam penyebaran Islam di Asia Tenggara. Pada awal abad ke-17, Kesultanan Aceh adalah negara terkaya, terkuat, dan termakmur di kawasan Selat Malaka. Sejarah Aceh diwarnai oleh kebebasan politik dan penolakan keras terhadap kendali orang asing, termasuk bekas penjajah Belanda dan pemerintah Indonesia. Jika dibandingkan dengan dengan provinsi lainnya, Aceh adalah wilayah yang sangat konservatif (menjunjung tinggi nilai agama).[9] Persentase penduduk Muslimnya adalah yang tertinggi di Indonesia dan mereka hidup sesuai syariah Islam.[10] Berbeda dengan kebanyakan provinsi lain di Indonesia, Aceh memiliki otonomi yang diatur tersendiri karena alasan sejarah.

Aceh memiliki sumber daya alam yang melimpah, termasuk minyak bumi dan gas alam. Sejumlah analis memperkirakan cadangan gas alam Aceh adalah yang terbesar di dunia.[9] Aceh juga terkenal dengan hutannya yang terletak di sepanjang jajaran Bukit Barisan dari Kutacane di Aceh Tenggara sampai Ulu Masen di Aceh Jaya. Sebuah taman nasional bernama Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL) didirikan di Aceh Tenggara.

Aceh adalah daratan yang paling dekat dengan episentrum gempa bumi Samudra Hindia 2004. Setelah gempa, gelombang tsunami menerjang sebagian besar pesisir barat provinsi ini. Sekitar 170.000 orang tewas atau hilang akibat bencana tersebut.Bencana ini juga mendorong terciptanya perjanjian damai antara pemerintah Republik Indonesia dan Gerakan Aceh Merdeka
Asal nama

Aceh pertama dikenal dengan nama 
  • Aceh Darussalam (1511–1959)
  • Kemudian Daerah Istimewa Aceh (1959–2001)
  • Nanggroë Aceh Darussalam (2001–2009), dan terakhir 
  • Aceh (2009–sekarang). | Sebelumnya, nama Aceh biasa ditulis Acheh, Atjeh, dan Achin.
Jaman prasejarah
Aceh telah dihuni manusia sejak zaman Mesolitikum, hal ini dibuktikan dengan keberadaan situs Bukit Kerang yang diklaim sebagai peninggalan zaman tersebut di kabupaten Aceh Tamiang. Selain itu pada situs lain yang dinamakan dengan Situs Desa Pangkalan juga telah dilakukan ekskavasi serta berhasil ditemukan artefak peninggalan dari zaman Mesolitikum berupa kapak Sumatralith, fragmen gigi manusia, tulang badak, dan beberapa peralatan sederhana lainnya. Selain di kabupaten Aceh Tamiang, peninggalan kehidupan prasejarah di Aceh juga ditemukan di dataran tinggi Gayo tepatnya di Ceruk Mendale dan Ceruk Ujung Karang yang terdapat disekitar Danau Laut Tawar. Penemuan situs prasejarah ini mengungkapkan bukti adanya hunian manusia prasejarah yang telah berlangsung disini pada sekitar 7.400 hingga 5.000 tahun yang lalu.

Jaman kerajaan
Jaman kerajaan Hindu-Buddha
Arca Awalokiteswara bergaya Sriwijaya yang ditemukan di Aceh diperkirakan dari abad ke-9. Sekarang tersimpan di Museum Nasional Indonesia.

Sumber :

Tuesday, 14 July 2015

Kisah Syarifuddin Khalifah Bayi Ajaib Afrika NON-MUSLIM Mengislamkan Ribuan Orang

Kembali mengingat peristiwa tahun 90-an, dunia saat itu gempar dengan berita besar seorang bayi berumur 2 bulan dari keluarga Katholik di Afrika yang menolak dibaptis. “Mama, unisibi baptize naamini kwa Allah, na jumbe wake Muhammad” (Ibu, tolong jangan baptis saya. Saya adalah orang yang beriman kepada Allah dan RasulNya, Muhammad).

Ayah dan ibunya, Domisia-Francis, pun bingung. Kemudian didatangkan seorang pendeta untuk berbicara kepada bayinya itu: 

“Are You Yesus?” (Apakah kamu Yesus?).

Kemudian dengan tenang sang bayi Syarifuddin menjawab: 
“No, I’m not Yesus. I’m created by God. God, The same God who created Jesus” (Tidak, aku bukan Yesus. Aku diciptakan oleh Tuhan, Tuhan yang sama dengan yang menciptakan Yesus). 

Saat itu ribuan umat Kristen di Tanzania dan sekitarnya dipimpin bocah ajaib itu mengucapkan dua kalimat syahadat.

Bocah Afrika kelahiran 1993 itu lahir di Tanzania Afrika, anak keturunan non Muslim. Sekarang bayi itu sudah remaja, setelah ribuan orang di Tanzania-Kenya memeluk agama Islam berkat dakhwahnya semenjak kecil. Syarifuddin Khalifah namanya, bayi ajaib yang mampu berbicara berbagai bahasa seperti Arab, Inggris, Perancis, Italia dan Swahili. Ia pun pandai berceramah dan menterjemahan al-Quran ke berbagai bahasa tersebut. Hal pertama yang sering ia ucapkan adalah: “Anda bertaubat, dan anda akan diterima oleh Allah Swt.”

Syarifuddin Khalifah hafal al-Quran 30 juz di usia 1,5 tahun dan sudah menunaikan shalat 5 waktu. Di usia 5 tahun ia mahir berbahasa Arab, Inggris, Perancis, Italia dan Swahili. Satu bukti kuasa Allah untuk menjadikan manusia bisa bicara dengan berbagai bahasa tanpa harus diajarkan.

  • Latar Belakang Syarifuddin Khalifah
Mungkin Anda terheran-heran bahkan tidak percaya, jika ada orang yang bilang bahwa di zaman modern ini ada seorang anak dari keluarga non Muslim yang hafal al-Quran dan bisa shalat pada umur 1,5 tahun, menguasai lima bahasa asing pada usia 5 tahun, dan telah mengislamkan lebih dari 1.000 orang pada usia yang sama. Tapi begitulah kenyatannya, dan karenanya ia disebut sebagai bocah ajaib; sebuah tanda kebesaran Allah Swt.

Syarifuddin Khalifah, nama bocah itu. Ia dilahirkan di kota Arusha, Tanzania. Tanzania adalah sebuah negara di Afrika Timur yang berpenduduk 36 juta jiwa. Sekitar 35 persen penduduknya beragama Islam, disusul Kristen 30 persen dan sisanya beragam kepercayaan terutama animisme. Namun, kota Arusha tempat kelahiran Syarifuddin Khalifah mayoritas penduduknya beragama Katolik. Di urutan kedua adalah Kristen Anglikan, kemudian Yahudi, baru Islam dan terakhir Hindu.
Seperti kebanyakan penduduk Ashura, orangtua Syarifuddin Khalifah juga beragama Katolik. Ibunya bernama Domisia Kimaro, sedangkan ayahnya bernama Francis Fudinkira. Suatu hari di bulan Desember 1993, tangis bayi membahagiakan keluarga itu. Sadar bahwa bayinya laki-laki, mereka lebih gembira lagi.

Sebagaimana pemeluk Katolik lainnya, Domisia dan Francis juga menyambut bayinya dengan ritual-ritual Nasrani. Mereka pun berkeinginan membawa bayi manis itu ke gereja untuk dibaptis secepatnya. Tidak ada yang aneh saat mereka melangkah ke Gereja. Namun ketika mereka hampir memasuki altar gereja, mereka dikejutkan dengan suara yang aneh. Ternyata suara itu adalah suara bayi mereka. “Mama usinibibaptize, naamini kwa Allah wa jumbe wake Muhammad!” (Ibu, tolong jangan baptis saya. Saya adalah orang yang beriman kepada Allah dan RasulNya, Muhammad).
Mendengar itu, Domisia dan Francis gemetar. Keringat dingin bercucuran. Setelah beradu pandang dan sedikit berbincang, mereka memutuskan untuk membawa kembali bayinya pulang. Tidak jadi membaptisnya.

Awal Maret 1994, ketika usianya melewati dua bulan, bayi itu selalu menangis ketika hendak disusui ibunya. Domisia merasa bingung dan khawatir bayinya kurang gizi jika tidak mau minum ASI. Tetapi, diagnose dokter menyatakan ia sehat. Kekhawatiran Domisia tidak terbukti. Bayinya sehat tanpa kekurangan suatu apa. Tidak ada penjelasan apapun mengapa Allah mentakdirkan Syarifuddin Khalifah tidak mau minum ASI dari ibunya setelah dua bulan.

Di tengah kebiasaan bayi-bayi belajar mengucapkan satu suku kata seperti panggilan “Ma” atau lainnya, Syarifuddin Khalifah pada usianya yang baru empat bulan mulai mengeluarkan lafal-lafal aneh. Beberapa tetangga serta keluarga Domisia dan Francis terheran-heran melihat bayi itu berbicara. Mulutnya bergerak pelan dan berbunyi: 

“Fatuubuu ilaa baari-ikum faqtuluu anfusakum dzaalikum khairun lakum ‘inda baari-ikum, fataaba ‘alaikum innahuu huwattawwaburrahiim.”

Orang-orang yang takjub menimbulkan kegaduhan sementara namun kemudian mereka diam dalam keheningan. Sayangnya, waktu itu mereka tidak mengetahui bahwa yang dibaca Syarifuddin Khalifah adalah QS. al-Baqarah ayat 54.

Domisia khawatir anaknya kerasukan setan. Ia pun membawa bayi itu ke pastur, namun tetap saja Syarifuddin Khalifah mengulang-ulang ayat itu. Hingga kemudian cerita bayi kerasukan setan itu terdengar oleh Abu Ayub, salah seorang Muslim yang tinggal di daerah itu. Ketika Abu Ayub datang, Syarifuddin Khalifah juga membaca ayat itu. Tak kuasa melihat tanda kebesaran Allah, Abu Ayub sujud syukur di dekat bayi itu.

“Francis dan Domisia, sesungguhnya anak kalian tidak kerasukan setan. Apa yang dibacanya adalah ayat-ayat al-Qur’an. Intinya ia mengajak kalian bertaubat kepada Allah,” kata Abu Ayub.

Beberapa waktu setelah itu Abu Ayub datang lagi dengan membawa mushaf. Ia memperlihatkan kepada Francis dan Domisia ayat-ayat yang dibaca oleh bayinya. Mereka berdua butuh waktu dalam pergulatan batin untuk beriman. Keduanya pun akhirnya mendapatkan hidayah. Mereka masuk Islam. Sesudah masuk Islam itulah mereka memberikan nama untuk anaknya sebagai “Syarifuddin Khalifah”.

Keajaiban berikutnya muncul pada usia 1,5 tahun. Ketika itu, Syarifuddin Khalifah mampu melakukan shalat serta menghafal al-Quran dan Bible. Lalu pada usia 4-5 tahun, ia menguasai lima bahasa. Pada usia itu Syarifuddin Khalifah mulai melakukan safari dakwah ke berbagai penjuru Tanzania hingga ke luar negeri. Hasilnya, lebih dari seribu orang masuk Islam.

  • Kisah Nyata Syarifuddin Mengislamkan Ribuan Orang
Kisah nyata ini terjadi di Distrik Pumwani, Kenya, tahun 1998. Ribuan orang telah berkumpul di lapangan untuk melihat bocah ajaib, Syarifuddin Khalifah. Usianya baru 5 tahun, tetapi namanya telah menjadi buah bibir karena pada usia itu ia telah menguasai lima bahasa. Oleh umat Islam Afrika, Syarifuddin dijuluki Miracle Kid of East Africa.

Perjalanannya ke Kenya saat itu merupakan bagian dari rangkaian safari dakwah ke luar negeri. Sebelum itu, ia telah berdakwah ke hampir seluruh kota di negaranya, Tanzania. Masyarakat Kenya mengetahui keajaiban Syarifuddin dari mulut ke mulut. Tetapi tidak sedikit juga yang telah menyaksikan bocah ajaib itu lewat Youtube.

Orang-orang agaknya tak sabar menanti. Mereka melihat-lihat dan menyelidik apakah mobil yang datang membawa Syarifuddin Khalifah. Beberapa waktu kemudian, Syaikh kecil yang mereka nantikan akhirnya tiba. Ia datang dengan pengawalan ketat layaknya seorang presiden.

Ribuan orang yang menanti Syarifuddin Khalifah rupanya bukan hanya orang Muslim. Tak sedikit orang-orang Kristen yang ikut hadir karena rasa penasaran mereka. Mungkin juga karena mereka mendengar bahwa bocah ajaib itu dilahirkan dari kelarga Katolik, tetapi hafal al-Quran pada usia 1,5 tahun. Mereka ingin melihat Syarifuddin Khalifah secara langsung.

Ditemani Haji Maroulin, Syarifuddin menuju tenda yang sudah disiapkan. Luapan kegembiraan masyarakat Kenya tampak jelas dari antusiasme mereka menyambut Syarifuddin. Wajar jika anak sekecil itu memiliki wajah yang manis. Tetapi bukan hanya manis. Ada kewibawaan dan ketenangan yang membuat orang-orang Kenya takjub dengannya. Mengalahkan kedewasaan orang dewasa.

Kinilah saatnya Syaikh cilik itu memberikan taushiyah. Tangannya yang dari tadi memainkan jari-jarinya, berhenti saat namanya disebut. Ia bangkit dari kursi menuju podium.

Setelah salam, ia memuji Allah dan bershalawat kepada Nabi. Bahasa Arabnya sangat fasih, diakui oleh para ulama yang hadir pada kesempatan itu. Hadirin benar-benar takjub. Bukan hanya kagum dengan kemampuannya berceramah, tetapi juga isi ceramahnya membuka mata hati orang-orang Kristen yang hadir pada saat itu. Ada seberkas cahaya hidayah yang masuk dan menelusup ke jantung nurani mereka.

Selain pandai menggunakan ayat al-Quran, sesekali Syarifuddin juga mengutip kitab suci agama lain. Membuat pendengarnya terbawa untuk memeriksa kembali kebenaran teks ajaran dan keyakinannya selama ini.

Begitu ceramah usai, orang-orang Kristen mengajak dialog bocah ajaib itu. Syarifuddin melayani mereka dengan baik. Mereka bertanya tentang Islam, Kristen dan kitab-kitab terdahulu. Sang Syaikh kecil mampu memberikan jawaban yang memuaskan. Dan itulah momen-momen hidayah. Ratusan pemeluk Kristiani yang telah berkumpul di sekitar Syarifuddin mengucapkan syahadat. Menyalami tangan salah seorang perwakilan mereka, Syarifuddin menuntun syahadat dan mereka menirukan: 

“Asyhadu an laa ilaaha illallah, wa asyhadu anna Muhammadan Rasuulullah.”

Syahadat agak terbata-bata. Tetapi hidayah telah membawa iman. Mata dan pipi pun menjadi saksi, air mata mulai berlinang oleh luapan kegembiraan. Menjalani hidup baru dalam Islam. Takbir dari ribuan kaum muslimin yang menyaksikan peristiwa itu terdengar membahana di bumi Kenya.

Bukan kali itu saja, orang-orang Kristen masuk Islam melalui perantaraan bocah ajaib Syarifuddin Khalifah. Di Tanzania, Libya dan negara lainnya kisah nyata itu juga terjadi. Jika dijumlah, melalui dakwah Syarifuddin Khalifah, ribuan orang telah masuk Islam. Ajaibnya, itu terjadi ketika usia Syaikh kecil itu masih lima tahun.

Para ulama dan habaib sangat mendukung dakwah Syaikh Syarifuddin Khalifah. Bahkan ulama besar seperti al-Habib ali al-Jufri pun rela meluangkan waktunya untuk bertemu anak ajaib yang kini remaja dan berjuang dalam Islam. 
(Dikutip dari buku Mukjizat dari Afrika, Bocah yang Mengislamkan Ribuan Orang; Syarifuddin Khalifah)
#JustShare

Monday, 6 July 2015

30 Orang Pertama!!!


  1. Orang yang pertama menulis Bismillah : Nabi Sulaiman AS.
  2. Orang yang pertama minum air zamzam : Nabi Ismail AS.
  3. Orang yang pertama berkhatan : Nabi Ibrahim AS.
  4. Orang yang pertama diberikan pakaian pada hari qiamat : Nabi Ibrahim AS
  5. Orang yang pertama dipanggil oleh Allah pada hari qiamat : Nabi Adam AS.
  6. Orang yang pertama mengerjakan saie antara Safa dan Marwah : Sayyidatina Hajar (Ibu Nabi Ismail AS).
  7. Orang yang pertama dibangkitkan pada hari qiamat : Nabi Muhammad SAW.
  8. Orang yang pertama menjadi khalifah Islam : Abu Bakar As Siddiq RA.
  9. Orang yang pertama menggunakan tarikh hijrah : Umar bin Al-Khattab RA.
  10. Orang yang pertama meletakkah jawatan khalifah dalam Islam : Al-Hasan bin Ali RA.
  11. Orang yang pertama menyusukan Nabi SAW : Thuwaibah RA.
  12. Orang yang pertama syahid dalam Islam dari kalangan lelaki : Al-Harith bin Abi Halah RA.
  13. Orang yang pertama syahid dalam Islam dari kalangan wanita : Sumayyah binti Khabbat RA.
  14. Orang yang pertama menulis hadis di dalam kitab / lembaran : Abdullah bin Amru bin Al-Ash RA.
  15. Orang yang pertama memanah dalam perjuangan fisabilillah : Saad bin Abi Waqqas RA.
  16. Orang yang pertama menjadi muazzin dan melaungkan adzan: Bilal bin Rabah RA.
  17. Orang yang pertama bersembahyang dengan Rasulullah SAW : Ali bin Abi Tholib RA.
  18. Orang yang pertama membuat minbar masjid Nabi SAW : Tamim Ad-dary RA.
  19. Orang yang pertama menghunuskan pedang dalam perjuangan fisabilillah : Az-Zubair bin Al-Awwam RA.
  20. Orang yang pertama menulis sirah Nabi SAW : Ibban bin Othman bin Affan RA.
  21. Orang yang pertama beriman dengan Nabi SAW : Khadijah binti Khuwailid RA.
  22. Orang yang pertama mengasaskan usul fiqh : Imam Syafei RH.
  23. Orang yang pertama membina penjara dalam Islam: Ali bin Abi Tholib RA.
  24. Orang yang pertama menjadi raja dalam Islam : Muawiyah bin Abi Sufyan RA.
  25. Orang yang pertama membuat perpustakaan awam : Harun Ar-Rasyid RH.
  26. Orang yang pertama mengadakan baitul mal : Umar Al-Khattab RA.
  27. Orang yang pertama menghafal Al-Qur'an selepas Rasulullah SAW : Ali bn Abi Tholib RA.
  28. Orang yang pertama membina menara di Masjidil Haram Mekah : Khalifah Abu Ja'far Al-Mansur RH.
  29. Orang yang pertama digelar Al-Muqry : Mus'ab bin Umair RA.
  30. Orang yang pertama masuk ke dalam syurga : Nabi Muhammad SAW.
 #JustShare

Fakta Lain dari Hari Valentine

Bendera apakah yang ada dalam Foto???

Itu adalah bendera pasukan Islam di Andalusia (Spanyol). Pada tanggal 14 Februari 1492 yang silam, kaum Muslimin mengalami kekalahan dari kaum salibis, dan mereka (kaum salibis) mendapatkan bendera itu sebagai ghonimah (rampasan perang).

Bahkan pada saat itu, seorang pendeta yg bernama Pedro St. Valentino mengumumkan bahwa hari tersebut adalah sebagai hari 'kasih sayang' karena mereka telah mengalahkan ISLAM yg mereka anggap sebagai agama yg DZOLIM. Sehingga tumbangnya Kerajaan Islam di Spanyol tersebut, dirayakan oleh mereka sebagai Hari Valentine.

Dan mereka masih terus mengenangnya sampai hari ini…
Dalam foto terlihat prajurit-prajurit dan perwira-perwira militer Spanyol berjalan kaki di jalan-jalan sambil mengangkat bendera kaum Muslimin untuk mengenang hari pertempuran.
Jika kita kaum Muslimin telah melupakannya… maka orang-orang Spanyol justru selalu mengenangnya.

Sungguh ironis! mereka merayakan kekalahan kita, sedangkan kita justru merayakan kemenangan mereka. Jadi mohon maaf, terlihatlah betapa DUNGU dan BODOH-nya jika ada diantara kita (kaum Muslimin) yang 'ikut-ikutan' merayakan hari valentine tersebut. Na'udzubillah wal 'iyadzubillah...

#JustShare

Friday, 27 March 2015

Jackie Chan Masuk Islam : Jackie Chan Converted to Islam ???

"Kini saya menjadi Juru Bicara Muslim Uighur," Kata Chan.
Ucapan itu ditujukan Chan pada Ban Ki Moon selaku Sekjen PBB.
Dari berbagai sumber mengatakan Jackie Chan masuk islam disaat berada di Filipina. Namun pembaiatannya sendiri sebagai MUSLIM terjadi di Malaysia, bersamaan dengan pemberian gelar datuk pada Chan oleh kerajaan Malaysia.

Tidak ada yang tau pasti kecuali kita melihat sendiri dengan mata kepala sendiri atau bahkan informasi yang dapat dipercayai. Namun melihat dari berbagai sumber mengatakan memang benar adanya Aktor laga Hongkong kelahiran 7 April 1954 ini yang sekarang sudah beranjak di usianya yang ke - 60 mungkin saja Allah telah memberikan sutu nikmat nya Islam ke beliau. Diturunkannya suatu hidayah yang membuat beliau yakin untuk mengecap indahnya Islam.


Gallery FOTO saat Jackie Chan YANG KATANYA masuk islam dari berbagai sumber :



Jackie Chan juga dikabarkan banyak bicara soal saudara Muslim Uighur dan komunitas Muslim Hui-Hui di Provinsi Xinjiang

*Dari berbagai sumber

Wednesday, 25 March 2015

Badiuzzaman Said Nursi : Enam Penyakit Mematikan yang Menghambat Kemajuan Dunia Islam

Aku telah mempelajari sejumlah pelajaran di sekolah khidupan sosial manusia. Aku mendapati, bahwasanya saat ini, di tempat ini ada enam penyakit yang membuat kita terjebakdi abd pertengahan, di saat orang-orang asing, khususnya eropa terbang menuju masa depan.

Penyakit tersebut adalah :
  1. PERTAMA : Mewabahnya keputusasaan, yang faktor pemicunya ada dalam diri kita sendiri.
  2. KEDUA : Matinya kejujuran dalam kehidupan sosial dan politik.
  3. KETIGA : Suka pada permusuhan
  4. KETIGA : Mengabaikan tali cahaya yang menyatukan sesama orang mukmin.
  5. KELIMA : Penindasan yang menyebar seumpama penyakit menular.
  6. KEENAM : Perhatian yang hanya tertuju pada kepentingan pribadi
*Damaskus : Dalam "Khutbah Syamsiyah" dalam Masjid Umawi Damaskus (1911)

Sunday, 22 March 2015

Badiuzzaman Said Nursi : Lima Pintu Surga / Lima Pilar yang Harus Dimiliki dan Diamalkan Bangsa

Said Nursi ( Ottoman Turki : سعيد النورسی; 1877 - 23 Maret 1960), juga dieja Kata-i Nursi, resmi Kata Okur dan dikenal dengan kehormatan Badiuzzaman (بديع الزمان, Badi 'al-Zaman) , adalah Kurdi Muslim Sunni teolog . Dia menulis Risale-i Nur Collection , tubuh Al-Quran komentar melebihi enam ribu halaman. Percaya bahwa ilmu pengetahuan modern dan logika adalah cara masa depan, ia menganjurkan mengajar ilmu-ilmu agama di sekolah-sekolah sekuler dan modern ilmu di sekolah-sekolah agama.

Lima Pintu Surga / Lima Pilar Bangsa yang harus dimasuki yang dinyatakan said Nursi ialah :
  • PILAR PERTAMA : Persatuan Hati
Maksud dari pilar pertama ialah Badiuzzaman menjelaskan bahwa seluruh rakyat harus bersatu padu mempertahankan integritas bangsanya. Bersatu melawan musuh-musuh  yang menginginkan bangsa itu dihilangkan. Bersatu padu seumpama gerakan orang shalat dalam jama'ah yang rapi.
  • PILAR KEDUA : Cinta Bngsa
Maksud dari pilar kedua ini ialah Baiduzzaman menjelaskan bahwasanya semua pribadi yang ada dalam satu bangsa harus memiliki cinta  kepada bangsanya melebihi dirinya sendiri. Cinta bangsa berarti adalah juga mencintai saudara sebangsanya. Cinta bangsa juga menjauhi bermush-musuhan sesama anak bangsa.
  • PILAR KETIGA : Pendidikan
Maksud dari pilar ketiga ialah jika seluruh rakyat memperoleh pendidikan yang merata yang baik, dan menjadi manusisa yang berkualitas, maka sebuah bangsa  akan maju dan mencapai cita-cita kemakmurannya. Pendidikan yang dimaksud ialah pendidikan yang menyatukan pendidikan agama dan ilmu pendidikan modern yang bukan agama. Bukan pendidikan yang hanya mengedapnkan ilmu modern dan meninggalkan agama sebagai pondasi utama.
  • PILAR KEEMPAT : Memaksimalkan Potensi SDM (Sumber Daya Manusia)
Maksud dari pilar keempat ini ialah Said Nursi menekankan pada sikap yang tinggi meghargai terhadap pada orang-orang yang memiliki keahlian (Spesialis maupun Non-Spesialis) sehingga memperoleh pekerjaan yang layak dengan gaji yang memadai. Dengan itu, semua rakyat akan menggunakan tenaga dan pikirannya secara positif. Dan kreatifitas akan terus terproduksi. Negara pun maju. Bangsa pun makmur.
  • PILAR KELIMA : STOP Pemborosan dan Pemubadziran
Maksud dari pilar kelima ini ialah mengehentikan pemborosan dan pemubadziran. Seluruh elemen bangsa, baik pemerintah maupun rakyat harus berdesiplin menghentikan pemborosan, hidup seadanya, tidak pamer materi dan berlebih-lebihan. Itu adalah salah satu penyakit para penjabat negara yangyang sangat akut dan bisa menjerumuskan suatu bangsa kearah yang tercela dan merugikan segenap bangsa.

Sejarah Islam : Genealogi Bani Umayyah

 

Kronologi Bani Ummayyah

  • 661 M- Muawiyah menjadi khalifah dan mendirikan Bani Ummayyah.
  • 670 M- Perluasan ke Afrika Utara. Penaklukan Kabul.
  • 677 M- Penaklukan Samarkand dan Tirmiz. Serangan ke Konstantinopel.
  • 680 M- Kematian Muawiyah. Yazid I menaiki takhta. Peristiwa pembunuhan Husain.
  • 685 M- Khalifah Abdul-Malik menegaskan Bahasa Arab sebagai bahasa resmi.
  • 700 M- Kampanye menentang kaum Barbar di Afrika Utara.
  • 711 M- Penaklukan Spanyol, Sind, dan Transoxiana.
  • 713 M- Penaklukan Multan.
  • 716 M- Serangan ke Konstantinopel.
  • 717 M- Umar bin Abdul-Aziz menjadi khalifah. Reformasi besar-besaran dijalankan.
  • 725 M- Tentara Islam merebut Nimes di Perancis.
  • 749 M- Kekalahan tentara Ummayyah di Kufah, Iraq terhadap tentara Abbasiyyah.
  • 750 M- Damsyik direbut oleh tentara Abbasiyyah. Kejatuhan Kekhalifahan Bani Ummaiyyah.
  • 756 M- Abdurrahman Ad-Dakhil menjadi khalifah Muslim di Kordoba.Memisahkan diri dari Abbasiyyah.

Kekhalifahan Utama di Damaskus

  1. Muawiyah I bin Abu Sufyan, 41-61 H / 661-680 M
  2. Yazid I bin Muawiyah, 61-64 H / 680-683 M
  3. Muawiyah II bin Yazid, 64-65 H / 683-684 M
  4. Marwan I bin al-Hakam, 65-66 H / 684-685 M
  5. Abdullah bin Zubair bin Awwam, (peralihan pemerintahan, bukan Bani Umayyah).
  6. Abdul-Malik bin Marwan, 66-86 H / 685-705 M
  7. Al-Walid I bin Abdul-Malik, 86-97 H / 705-715 M
  8. Sulaiman bin Abdul-Malik, 97-99 H / 715-717 M
  9. Umar II bin Abdul-Aziz, 99-102 H / 717-720 M
  10. Yazid II bin Abdul-Malik, 102-106 H / 720-724 M
  11. Hisyam bin Abdul-Malik, 106-126 H / 724-743 M
  12. Al-Walid II bin Yazid II, 126-127 H / 743-744 M
  13. Yazid III bin al-Walid, 127 H / 744 M
  14. Ibrahim bin al-Walid, 127 H / 744 M
  15. Marwan II bin Muhammad (memerintah di Harran, Jazira), 127-133 H / 744-750 M

Keamiran di Kordoba

  • Abdur-rahman I, 756-788
  • Hisyam I, 788-796
  • Al-Hakam I, 796-822
  • Abdur-rahman II, 822-888
  • Abdullah bin Muhammad, 888-912
  • Abdur-rahman III, 912-929

Kekhalifahan di Kordoba

  • Abdur-rahman III, 929-961
  • Al-Hakam II, 961-976
  • Hisyam II, 976-1008
  • Muhammad II, 1008-1009
  • Sulaiman, 1009-1010
  • Hisyam II, 1010-1012
  • Sulaiman, dikembalikan, 1012-1017
  • Abdur-rahman IV, 1021-1022
  • Abdur-rahman V, 1022-1023
  • Muhammad III, 1023-1024
  • Hisyam III, 1027-1031

Ibnu Khaldun : Karakter kepemimpinan Kekhalifahan Islam

Ibnu Khaldun  menegaskan dan menjelaskan lebih jauh tentang kepemimpinan kekhahalifah secara singkat menurutnya.
"Kekhalifahan harus mampu menggerakan umat untuk bertindak sesuai dengan ajaran Islam dan menyeimbangkan kewajiban di dunia dan akhirat. (Kewajiban di dunia) harus seimbang (dengan kewajiban untuk akhirat), seperti yang diperintahkan oleh Nabi Muhammad, semua kepentingan dunia harus mempertimbangkan keuntungan untuk kepentingan akhirat. Singkatnya, (Kekhalifahan) pada kenyataannya menggantikan Nabi Muhammad, beserta sebagian tugasnya, untuk melindungi agama dan menjalankan kekuasaan politik di dunia."

Periodisasi Ke-Khalifah-an Islam di Dunia

Khalifah (Arab:خليفة Khalīfah) adalah gelar yang diberikan untuk pemimpin umat Islam setelah wafatnya Nabi Muhammad SAW (570–632). Khalifah juga sering disebut sebagai Amīr al-Mu'minīn (أمير المؤمنين) atau "pemimpin orang yang beriman", atau "pemimpin orang-orang mukmin", yang kadang-kadang disingkat menjadi "amir".

Khulafa'ur Rasyidin di Madinah

  • Abu Bakar (632 - 634)
  • Umar bin Khattab (634 - 644)
  • Utsman bin Affan (644 - 656)
  • Ali bin Abi Talib (656 - 661)

Kekhalifahan Bani Umayyah di Damaskus

  1. Muawiyah I bin Abu Sufyan, 661-680
  2. Yazid I bin Muawiyah, 680-683
  3. Muwaiyah II bin Yazid, 683-684
  4. Marwan I bin al-Hakam, 684-685
  5. Abdul-Maluk bin Marwan, 685-705
  6. Al-Walid I bin Abdul-Malik, 705-715
  7. Sulaiman bin Abdul-Malik, 715-717
  8. Umar II bin Abdul-Aziz, 717-720
  9. Yazid II bin Abdul-Malik, 720-724
  10. Hisyam bin Abdul-Malik, 724-743
  11. Al-Walid II bin Yazid II, 743-744
  12. Yazid III bin al-Walid, 744
  13. Ibrahim bin al-Walid, 744
  14. Marwan II bin Muhammad (memerintah di Harran, Jazira) 744-750

Kekhalifahan Bani Abbasiyah di Baghdad


Tanpa Khalifah - 1258-1261

Kekhalifahan Bani Abbasiyah di Kairo

Kekhalifahan Turki Utsmani

Catatan: Sejak 1908 sistem pemerintahan Islam berakhir.

Tuesday, 10 March 2015

Sosiologi Agama : Teori-teori Agama

E.B Taylor ( Lahir: London, 1832)
1. Aspek – aspek Kebudayaan Manusia
E.B Taylor merupakan salah satu teoritikus yang mengetengahkan trend baru dalam penelitiannya, ia lebih menekankan pada “etnografi” dan “etnologi”, yakni menulis serta melihat keadaan masyarakat secara langsung untuk mengetahui segala kompleksitas yang ada di dalamnya. Salah satu karya terbesar Taylor ada pada bukunya yang berjudul Primitive Culture yang di publikasikan kepada masyarakat Inggris Victorian di saat kaum agamawan mengalami tantangan-tantangan yang merusak keyakinan mereka. Dalam buku tersebut Taylor mengemukakan secara eksplisit keberadaan agama, serta budaya masyarakat primitive yang selalu menggelitik keingintahuannya. Terlepas dari pandangannya tentang agama, alangkah baiknya menyimak asumsinya terkait dengan kebudayaan manusia yang memiliki keutuhan serta integritas yang kuat. Dalam “etnologinya” ia berpendapat bahwa semua bentuk masyarakat dan kebudayaan yang terorganisir harus dilihat sebagai satu keseluruhan – sebagai suatu system yang kompleks membentuk pengetahuan dan keyakinan, seni dan moral, perkakas dan teknologi, bahasa, hukum, adat istiadat, legenda, mitos dan seluruh komponen lainnya yang membentuk kesatuan yang utuh. Lebih jauh lagi etnologi mencoba menjadi kunci wasiat untuk membuka dan menemukan pola-pola hukum pasti dari kebudayaan manusia, sebagaimana kepastian yang terdapat dalam hukum-hukum gerak ombak, pertumbuhan tanaman dan binatang.
Taylor meyakini apabila usaha ilmu ini dilakukan secara tepat, dan jika setiap periode peradaban manusia diamati secara seksama, maka dua hukum besar tentang budaya akan muncul kepermukaan yaitu: (1) Prinsip kesatuan dan keseragaman fisik seluruh ras manusia, dan (2) pola evolusi intelektual dan perkembangannya sesuai dengan waktu tertentu. Dengan asumsi keseragaman fisik manusia, Taylor mengemukakan bahwa apapun yang dilakukan dan dikatakan manusia pada waktu dan tempat yang berbeda di seluruh dunia dapat dikatakan mirip satu sama yang lainnya. Dengan kata lain, kemiripan-kemiripan itu bukanlah sesuatu yang kebetulan, tapi memperlihatkan keseragaman fundamental pemikiran manusia. Seterusnya Taylor dan pengikutnya membuka kesepakatan bahwa semua manusia memiliki esensi yang sama, khususnya kapasitas mental mereka. Kebiasaan-kebiasaan yang sering ditemukan dalam penelitiannya ialah kebiasaan manusia yang melantunkan doa untuk roh atau setan, ini dijadikan sebagai kebiasaan yang serius dan kebudayaan yang paling kekal, padahal semua fenomena sejarah tersebut hanyalah takhayul belaka yang nantinya akan berevolusi seiring dengan kemajuan intelektual. Menurut Taylor, jika prinsip evolusi memperlihatkan bagaimana proses kelangsungan hidup masyarakat tersebut, maka prinsip ini akan menjadi jodoh dan prinsip keseragaman yang memungkinkan kita memahami dan menjelaskannya. Seterusnya, hubungan antara basis – rasional pemikiran dengan evolusi social dapat dilihat dalam setiap aspek kebudayaan manusia, asal kita mau meluangkan waktu untuk memahami secara dekat.

2. Asal – usul Agama
Uraian Taylor tentang mitos-mitos sangat penting karena hal itu merupakan benang merah yang membentangkan jalan yang harus ditempuh dalam menyelidiki asal usul agama. Bagi Taylor Agama merupakan keyakinan terhadap sesuatu yang spiritual, definisi ini dapat diterima dan memiliki kelebihan sendiri, karena sederhana, eksplisit, dan memiliki cakupan yang luas. Walaupun kita dapat menemukan kemiripan-kemiripan lain dalam setiap agama, namun salah satu karakteristik yang dimiliki setiap agama adalah keyakinan terhadap roh-roh yang berpikir, berprilaku dan berperasaan seperti manusia. Esensi setiap agama,, seperti halnya mitologi adalah animisme (berasal dari bahasa latin anima yang berarti roh). Animisme adalah bentuk pemikiran manusia yang paling tua, yang dapat ditemukan dalam setiap sejarah manusia. Namun, menurut Taylor kepercayaan seperti ini tidak bisa diterima, karena hal tersebut hanyalah bersifat pribadi dan tidak bisa dibuktikan secara alamiah. Menurutnya penalaran masyarakat primitif yang mengadopsi kepercayaan ini masih infantilitas (kanak-kanak) kemudian menemukan bentuk kepercayaan religiusnya yang pertama. Seperti mitos-mitos mereka, pengajaran agama muncul dari usaha yang rasional untuk menjelaskan cara kerja alam. Dan dari perspektif ini semua sudah jelas, bahwa sebagai mana roh menggerakkan seorang manusia, maka spirit pun telah menggerakkan alam semesta.

Taylor beragumen bahwa arti penting teori animistik ini ketika menjelaskan masyarakat primitif akan terlihat dari varian-varian kepercayaan dan adat istiadat purba yang bisa dijelaskannya. Dalam terminologi animistik, semua ajaran ini bisa dipahami sebagai proses berlanjutnya kehidupan jiwa sesudah kematian. Namun, setelah melakukan penelitian lebih lanjut Taylor berpesan, kepercayaan anismitik ini nanti akan megalami stagnasi, karena bagaimanapun juga teori-teori tentang animistik akan disingkirkan dalam kehidupan sehari-hari oleh perkembangan intelektual. Karena animism hanyalah usaha masyarakat kuno untuk memahami dan merespon misteri dan peristiwa yang luar biasa memiliki kesamaan dengan sains pada zaman sekarang. Dia menambahkan walaupun agama sama kunonya dengan sains, namun agama lebih primitif dan kemampuannya memberikan penjelasan kalah jauh dibandingkan sains. Bagi Taylor, kepercayaan terhadap kekuatan spiritual meprensentasikan satu tahapan alami dalam evolusi pemikiran manusia, namun bukanlah tahapan akhir, karena masih ada tahapan lain yang lebih rasional dalam merespon alam, yaitu program dan metode ilmu-ilmu empiris yang mulai muncul saat ini.
Frazer (Lahir:Skotlandia, 1854)
1. Magis dan Agama
Frazer dan Taylor memiliki pernyataan yang mirip ketika mengungkap keberadaan agama. Taylor berangkat dari kepercayaan animisme, sedangkan Frazer lebih mengetengahkan teorinya tentang suatu yang magis. Menurutnya jika ingin melihat tindak-tanduk keberadaan agama mesti mencari dan mengumpulkan cerita rakyat, legenda, dan kebiasaan kebiasaan masyarakat primitif, dimana saja yang kita tahu, untuk melihat ada apa di dalamnya bisa dilihat dari pola-pola tradisi lama yang bisa dicocokkan dengan legenda romawi tentang keberadaan dewa-dewa. Dalam konteks ini, Frazer mirip dengan Taylor, yakni system pertama adalah magis yang kedua adalah agama. Pemahaman tentang magis dan agama serta hubungan yang terjadi antar keduanya merupakan kunci wasiat masuk ke dalam pemikiran masyarakat primitif. Menurut Frazer, dalam menanggapi kedua masalah penting menyangkut masyarakat primitif ini, kita harus memperhatikan fakta yang paling mendasar dari kehidupan manusia dulu kala, entah yang hidup di hutan Diana atau tempat lainnya, yang sama bertumpu pada perjuangan untuk tetap hidup. Lebih jauh dari pandangan Taylor tentang magis, Frazer menemukan suatu yang lebih sistematis, bahkan lebih ilmiah. Dia menunjukkan bahwa hubungan inti yang diciptakan oleh simpati tukang sihir, didasarkan pada dua tipe, pertama , imitatif, yaitu magis yang menghubungkan dua hal berdasarkan prinsip kesamaan, satu banding satu. Kedua, penularan/penyebaran yaitu magis yang menghubungkan dua hal berdasarkan prinsip keterikatan. Misal, seorang petani Rusia mengalirkan air pada satu sekat air di musim kemarau sambil membayangkan tetesan air pada sekat tersebut persis dengan tetesan hujan. Maka tetesan seperti itu akan memaksa hujan turun dari langit. Dalam contoh itu terlihat bagaimana mudahnya orang primitive di mana pun beranggapan bahwa prinsip-prinsip kerja alam selalu tetap, universal dan tidak bisa dilanggar, prinsi-prinsip ini menurut masyarakat primitif sama pastinya dengan cara kerja hukum ilmiah modern tentang sebab-akibat.
Jadi magis menurut Frazer, dibangun berdasarkan asumsi bahwa ketika satu ritual atau perbuatan dilakukan secara cepat, maka akibat yang akan dimunculkannya juga pasti juga terwujud seperti yang diharapkan. Frazer menekankan bahwa seseorang yang memiliki pengetahuan magis akan memiliki kekuatan sosial yang lebih intens. Menurutnya, kekuatan yang diberikan oleh magis kepada manusia dalam masyarakat primitif tidak bisa mengelabui pengelihatan kita, karena magis berhadapan dengan persoalan yang lebih mendasar lagi. Magis tidak akan bisa bergerak, karena seluruh kemampuan magis tukang sihir yang hebat hanyalah kebohongan belaka, yang nantinya kemagisan ini akan mengalami kemunduran, dan agama akan dating untuk menggantikan posisinya. Dalam agama tegas Frazer, mengklaim bahwa kekuatan nyata di balik alam semesta bukanlah prinsip, tapi kekuatan itu berbentuk pribadi – sesuatu yang supernatural dan itu disebut dengan nama tuhan. Baginya, kepercayaan terhadap supernatural dan usaha-usaha manusia untuk memperoleh pertolongannya dengan cara berdoa atau melakukan ritual lain, telah membebaskan pikiran manusia dari belenggu keyakinan magis dan membawanya pada keyakinan keagamaan. Jadi, agama sebenarnya memperbaiki magis yang mencirikan kemajuan intelektual manusia, karena penjelasan yang diberikan agama tentang dunia seperti yang kita alami lebih baik ketimbang yang diberikan magis. Kita harus menyadari bahwa magis menganggap hukum-hukum alam bersifat impersonal, baku dan universal – seandainya ritual minta hujan dilakukan dengan benar, maka hujan pasti akan turun. Oleh sebab itu, lanjut Frazer, magis telah digantikan oleh agama, maka era kepercayaan terhadap satu atau banyak tuhan pada zaman ini harus digantikan oleh era selanjutnya, yakni era pemikiran manusia, era ilmu pengetahuan yang dimiliki sekarang.
FREUD DAN AGAMA (lahir, Austria :1856)
 
“RELIGION WILL BE HUMAN NERVE DISEASE AT THE WORLD AND ONLY REFLECTION OEDIPUS KOMPLEKS CHILDHOOD PEACE” 
Freud adalah salah satu teoritikus yang mempunyai asumsi radikal terhadap agama. Di samping membahas tentang alam bawah sadar dan peristiwa raja Oedipal, Freud juga membahas subtansi agama dengan melihat pandangan-pandangannya yang dijabarkan melalui konsep Totem dan Tabo. Pandangan itu dikooperatifkan sedemikan rupa melalui pengalamannya menghadapi pasien neurotis, serta cerita gangguan mental pada masa kanak-kanak. Sebelum Freud membahas tentang agama, mesti dipahami terlebih dahulu bahwasannya jika ingin mencari cikal bakal keberadaan agama mesti menengok pada zaman pra- sejarah dan manusia-manusia generasi pertama setelah sejarah, sebagai moyang yang pertama. Berdasarkan premis-premis tersebut Freud kemudian beralih pada dua prilaku masyarakat primitif yang selalu menggelitik rasa ingin tahu masyarakat modern, karena keanehannya menggunakan binatang ‘Totem” dan adat “Tabu”.
Dalam kebiasaan Totem dan Tabu masyarakat primitif selalu mengasosiasikan diri mereka dengan binatang atau tumbuhan tertentu, yang diklaim sebagai objek sacral. Sedangkan kebiasaan kedua, seorang dalam komunitas suku akan dikatakan tabo, yaitu menyatakan sesuatu yang bersifat larangan. Tabu yang paling lama dipegang oleh masyarakat primitif adalah larangan tentang perkawinan sedarah. Sehingga orang harus melakukan perkawinan dengan suku klan lain, hal itu dikenal dengan sistem exsogamus. Selanjutnya adalah peristiwa Totemisme. Peristiwa ini menggambarkan eksistensi masyarakat primitif yang mereduksionis momen dalam eksploitasi binatang. Asumsinya bahwa tidak diperbolehkan berburu dan memakan binatang Totem kecuali pada saat upacara tertentu. Apabila peraturan ini dilanggar, maka memakannya juga merupakan sebuah Tabu. Kedua peristiwa ini menurut Freud merupakan alasan-alasan yang kurang mendasar, kecuali karena memang ingin melakukan perbuatan yang dilarang itu. Buktinya ini merupakan kesalahan immanent yang dilakukan oleh masyarakat primitif. Namun, mengapa kegiatan rasional seperti ini masih saja dilakukan oleh manusia? Untuk menjawab pertanyaan ini Freud menggunakan konsep alam bawah sadarnya. Ia mengklaim bahwa pengalamannya dengan pasien neurotis memperlihatkan kepribadian manusia, baik yang normal maupun yang terganggu sama-sama ditandai oleh ambivalensi antara hasrat-hasrat yang lebih kuat. Contohnya saja orang yang mempunyai gangguan saraf pasti akan merasakan kesedihan yang mendalam terhadap pengalaman-pengalamannya, kehilangan orang yang dicintainya baik itu ayah, ibu, yang telah meninggal. Namun, berdasarkan pengalaman bawah sadar seperti yang dikemukanan Freud kita sering mendapati bahwa kesedihan tersebut bukan karena cinta melainkan sebuah refleksi emosi, dan rasa bersalah dalam dirinya, itu disebabkan oleh rasa emosi yang ada dalam dirinya. Karena pengaruh rasa bersalahnya maka masyarakat primitif akan melakukan ritual-ritual tertentu untuk mengungkapkan rasa bersalah kepada sang ayah. Peristiwa ini ditemukan dalam bentuk Oedipus Kompleks yang lebih mengacu pada hasrat seksual anak, pada akhirnya akan menimbulkan rasa cemburu kepada sang ayah. Pembunuhan sang ayah inilah dapat memberikan penyadaran bagi anak untuk melakukan pengorbanan yang menggunakan binatang Totem, katanya bisa digunakan sebagai simbol kematian pertama sang ayah. Kematian tersebut diklaim sebagai Tuhan dalam komunitas suku primitif.

Freud kembali menegaskan bahwa peristiwa Tabu dan Totemisme dalam bentuk Oedipus Kompleks, merupakan identifikasi pikiran sadar para klan yang mengganggap binatang Totem yang telah mati sebagai ayah mereka yang sudah mati dan dijadikan tuhan. Mereka mengaku anak mendiang ayah yang melakukan ritual pemujaan sebagai refleksi dari rasa bersalahnya. Tapi, cermat Freud jauh dari pikiran alam bawah sadar mereka melawan perasaan yang berlawanan, karena ritual seperti itu memberikan proyeksi tentang distorsi yang terdahulu yaitu pembunuhan dan kanibalisme. Semua kristalisasi tersebut dianggap menghilangkan rasa frustasi dan kebencian yang muncul atas penolakan hasrat Oedipal mereka.

Menjelang beberapa dekade Freud semakin menyadari panjangnya proses evolusi dari konsep Totem sampai kepada lahirnya agama dan kepercayaan terhadap Tuhan. Dari keberadaan binatang Totem yang dikatakan sebagai lambang kematian pertama sang ayah dalam Oedipus Kompleks, sampai konsep Tabu dalam budaya klan akan mengalami proses reduksionis. Semua itu akan berevolusi menjadi sebuah ritual dan persembahan kurban. Posisi binatang Totem akan digantikan oleh pihak yang lain, pertama oleh manusia yang menjadi roh manusia yang dituhankan, kemudian menjadi dewa-dewa dalam politheisme, kemudian menjadi refleksi keberadaan bapa Tuhan dalam agama Kristen. Walaupun ini hanya segelintir details ketuhanan, namun ini merupakan suatu jalan yang kontinu untuk bisa menguak keberadaan agama yang mempunyai hubungan dengan upacara-upacara dalam masyarakat pra-sejarah.

Pandangan Sigmund Freud sangatlah berbeda dengan Frazer. Freud lebih memarginalisasikan pandangannya terhadap emosi-emosi manusia, tak seperti Frazer yang lebih menitik berat pada kemajuan intelektual yang beranjak dari konsep magisnya. Freud berpendapat kalau kita ingin mengetahui tentang agama secara subtansial, tidak perlu melihat lebih jauh. Yang terpenting di sisni lebih fokus pada kongkretisasi kejadian suram klan dan ketegangan psikologis yang mendalam. Dalam artian agama itu serta merta muncul karena gangguan mental yang dialami oleh manusia. Secara lebih eksplisit Freud meradikalisasikan pandangannya bahwa agama tidak lebih dari penyakti “neurotis” masyarakat dunia. Terlepas dari pandangan tersebut Freud kini ingin mengkaji lebih dalam tentang keberadaan agama, melalui pandangannya tentang Oedipus Kompleks. Emosi-emosi manusia itu karena disebabkan oleh hasrat seksualnya, kecemburuan terhadap sang ayah yang mengakibatkan kematian pertamanya, itu dianggap sebagai awal merujuknya kata “Tuhan”. Setelah kejadian tersebut terjadi particular “penebusan dosa” yang dilakukan oleh sang anak, dengan dalih mengabulkan segala permintaan sang ayah dan berjanji akan selalu mengendalikan hasrat seksual mereka.

Kejadian-kejadian yang dialami masyarakat primitif tersebut memberikan kontribusi penuh terhadap keberadaan agama. Begitu juga agama yang memberikan sumbangan terhadap peradaban melalui Totem yang setidaknya memberikan penyadaran terhadap masyarakat primitif, untuk tidak dengan sembarangnya melakukan pembunuhan pada binatang Totem tersebut. Selanjutnya Freud berpendapat bahwa suara agama setidaknya memberikan pemikiran kebelakang yang mengingatkan manusia pada kejadian masa kanak-kanak. Dengan mengikuti pengalaman masa kanak-kanak agama memberikan proyeksi dunia eksternal tentang Tuhan. Menurutnya, kata yang paling cocok untuk memproyeksikan agama hanyalah dengan konsep ilusi dan delusi. Ilusi merupakan angan-angan yang dapat dicapai kelak, dengan menggunakan usaha-usaha tertentu. Berbeda dengan delusi yang merupakan suatu hayalan akan kenyataan namun tidak mungkin akan terjadi. Jadi, kepercayaan terhadap Tuhan bukanlah merupakan sebuah delusi, walaupun dia memandang pembicaraan tentang benar tidaknya doktrin agama, itu tidak termasuk cakupan penyelidikan Freud pada saat itu. Ia berasumsi karena kita sama-sama tahu bahwa agama adalah ilusi.

Oleh sebab itu doktrin agama bukanlah sebuah “wahyu” dari Tuhan, dan juga bukan konklusi yang didapatkan dari pengkajian ilmiah. Sebaliknya, ajaran agama merupakan sebuah pemikiran-pemikiran yang khas: sebuah upaya menginginkan suatu menjadi kenyataan. Ajaran agama dalama bahasa Freud adalah upaya pemenuhan “hasrat” terutama seksual yang paling kuat dan paling penting. Secara lebih eksplisit Freud mengemukakan agama dalam bahasa Oedipus Kompleks yaitu:
Agama merupakan obsesi gangguan mental manusia secara universal, sama seperti gangguan mental yang terjadi pada masa kanak-kanak. Agama muncul karena Oedipus kompleks, karena masalah yang terjadi pada ayah mereka. Jika anggapan ini memang benar maka diperkirakan bahwa meninggalnya agama niscaya akan membawa akibat fatal bagi pertumbuhan, dan kita mendapati diri kita dalam keadaan yang sangat kritis di tengah-tengah fase pertumbuhan.

Kalimat Freud menunjukkan bahwa agama adalah suatu pandangan pengalaman kanak-kanak yang belum sepenuhnya mengalami masa transisi menjadi manusia dewasa, semua indicator itu dipengaruhi oleh gangguan mental yang mengklaim dapat memberikan ketenangan atas peristiwa besar yang telah terjadi. Gangguan mental tersebut sangat bervariatif, bisa saja dipengaruhi oleh rasa emosi yang mengundang rasa bersalah seperti yang sudah dijabarkan sebelumnya. Semua itu tidak lebih dari penyakit neurotis yang sudah di analisa oleh Freud, begitu juga tentang keberadaan agama yang tidak lebih dari sebuah gangguan variasi mental manusia. Semua kejadian yang dijabarkan sebelumnya diproyeksikan melalui konsep Totemisme binatang yang dijadikan pengganti kematian ayah dalam lukisan Oedipus Kompleks, serta adat Tabu yang menguak “larangan” tentang adanya suatu pernikahan maupun reduksi penggunaan persembahan kurban. Freud mengklaim bahwa agama juga memberikan sedikit kontribusi terhadap klan primitif melalui larangan akan terjadinya pembunuhan untuk kedua kalinya, yang berakhir pada tingkat kesadaran manusia akan kesalahan pada masa kanak-kanak. Sehingga kita bisa beragumen lanjut Freud, mungkin sudah tiba waktunya mengganti refresi agama dengan hasil yang dicapai oleh rasio dan intelektual seperti yang sudah telah mulai dianalisa psikologis. Pendeknya, karena peradaban manusia sudah mencapai fase dewasanya. Maka, sudah saatnya mengganti dan menyingkirkan kata “agama” dalam bentuk pemikiran yang khas tentang kedewasaan. Karena masyarakat yang “dewasa” hanya sudi dibimbing oleh rasio dan ilmu pengetahuan bukan pemikiran takhayul seperti yang ada pada zaman pra-sejarah masyarakat primitif. “Tuhan” tempat tempat manusia melantunkan alunan doa hanyalah merupakan khayalan semu dalam diri ke dunia eksternal, karena ingin menghilangkan gangguan neurotis atas rasa bersalah dan takut karena pengalaman-pengalaman suram. Hhhhmmmmm!!!!!!
Emile Durkheim(Epinal, 1858)
 
Agama dan Fakta Sosial
Selanjutnya akan dibahas bagaimana Durkheim mendesripsikan agama dari pandangannya tentang fakta sosial. Ia mengutamakan arti penting masyarakat – struktur, interaksi dan institusi sosial – dalam memahami pikiran dan prilaku manusia. Durkheim mengklaim, tanpa adanya masyarakat yang melahirkan dan membentuk semua itu, maka tak satupun muncul dalam kehidupan kita. Fakta sosial lebih jauh fundamental tinimbang fakta individu, bahwa fakta sosial sama nyatanya dengan fakta fisik, dan individu sering disalah pahami ketika pengaruh masyarakat yang begitu kuat terhadapnya dikesampingkan atau tidak diperhatikan dan diteliti. Bagaimanapun juga, menurut Durkheim, manusia bukan hanya individu an sich, tetapi selalu dimiliki oleh sesuatu yang lain, orang tua, sanak saudara, kota, suku, partai politik, tradisi etnis atau kelompok-kelompok lainnya. Dalam pandangannya adalah sia-sia belaka apabila kita menganggap mampu memahami apa sebenarnya individu itu, jika hanya dengan mempertimbangkan insting biologis, psikologi individu, atau kepentingan pribadi yang terisolasi. Kita harus menjelaskan individu melalui masyarakat dan menjelaskan masyarakat dalam hubungan sosial.
Durkheim menilai tentang sifat alami dari suatu komponen masyarakat, ia menjelaskan bahwa kehidupan sosial telah membentuk corak-corak yang paling mendasar dalam kebudayaan manusia. Ia menyatakan bahwa masyarakat tercipta pertama kali dari dua individu yang sepakat untuk bekerja sama, hal ini dinamakan kontrak sosial. Ada salah satu contoh kontrak social dalam masyarakat purba yakni, masyarakat purba selalu terikat dengan sumpah-sumpah sacral keagamaan yang memperlihatkan bahwa setiap kesepakatan yang terbentuk antara mereka buka hanya ikatan antara dua belah pihak, tetapi melibatkan campur tangan dewa di dalamnya, sebab yang akan merasakan akibat dari kesepakatan tersebut adalah seluruh anggota masyarakat. Lanjut Durkheim, fakta sejarah mamperlihatkan sebaliknya. Sistem kepemilikan yang pertama kali muncul bukanlah bersifat pribadi, melainkan komunal dan berlandaskan sesuatu yang sacral, bahwa masyarakat menganggap semua kepemilikan itu tidak dikuasai oleh para pendeta, atau orang secara pribadi melainkan suku secara keseluruhan. Di lain pihak bagi masyarakat modern, “solidaritas mekanik” mengalami perubahan bentuk, karena dalam masyarakat modern terdapat pembagian kerja, lain orang lain pula pekerjaanya. Menurut Durkheim, masyarakat purba juga memiliki “kesadaran kolektif” yang kuat dan luas; di dalam kesadaran ini terdapat suatu kata sepakat tentang ketentuan yang benar dan salah dalam seluruh aspek kehidupan mereka. Sebaliknya, dalam masyarakat modern, yang menentukannya adalah moralitas-individualisme.mereka tetap membutuhkan sebuah landasan, basis moral bagi seluruh masyarakat, namun karena kebebasan dan perbedaan individu lebih diutamakan, maka cakupan “kesadaran kolektif” lebih kecil disbanding masyarakat purba.
Kenyataan terakhir ini sangat penting, karena Durkheim meyakini bahwa moralitas yang mengatur hubungan seseorang dengan orang lain dan menjadi patokan bagi seluruh anggota kelompok tidak bisa dipisahkan dari agama. Kita tidak akan bisa memahami keduanya tanpa memperhatikan konteks social, sehingga setiap kali konteks tersebut berubah, maka agama dan moralitas pun akan berubah. Dalam konteks agama menurut Durkheim, agama adalah suatu system kepercayaan dengan prilaku-prilaku yang utuh dan selalu dikaitkan dengan yang sacral, yaitu sesuatu yang terpisah dan terlarang. Agama merupakan suatu yang bersifat social, kata kuncinya adalah “komunitas dan “tempat suci”. Agama hanyalah pemersatu nilai-nilai kolektif masyarakat, bagitu juga sebaliknya agama terbangun atas fakta-fakta sosial. Keduanya saling berkaitan, dan merupakan sesuatu yang utuh.

Jurus-Jurus Khatam dalam Sehari

Jurus- jurus Khatam sehari 1 juz 1. 

� Jurus Jagung �
  • Juz ada 10 lembar = 20 halaman. Maka dalam jurus jagung ini, ia dibaca sedikit-sedikit, 1-2 halaman, tapi sering. Boleh dibagi per jam. Jurus ini cocok utk ibu yang memiliki bayi,dan ibu rumah tangga lainnya.
  • Jurus jeruk Potongan 1 juz yang diambil dalam jurus ini, adalah perlembar. Dalam 24 jam, kita bagi menjadi 10 waktu untuk 10 lembar. Ba'da Isya, ba'da Shubuh, jam 9, jam 10, dan 5 waktu selepas Dzuhur. 
  • Jurus sate Potongan juz pada jurus ini dibagi 5 waktu dlm sehari. Setelah sholat Isya, Shubuh, Dzuhur, Ashar, Maghrib dibaca masing-masing waktu 2 lembar 4. 
�Jurus Pisang � 
  • Jurus ini cocok digunakan oleh peserta yang memiliki kesibukan yang luar biasa di siang hari. Maka satu juz tersebut dibagi menjadi 2 waktu. Setelah sholat Maghrib dan setelah sholat Isya (injury time). 5. 
�Jurus Spesial� 
  • Jurus makan Kacang Kulit or Kacang Rebus (ga berhenti makan sampai kacangnya habis..). Artinya... "ga berhenti tilawah sebelum Khatam 1 juz dlm satu waktu,,, bisa ba'da Isya, bisa pas qiyamul lail or ba'da Shubuh...."
Sumber : Komunitas ODOJ 862