Latest Post

Monday 2 December 2013

Hati-Hati Dengan LDK!!!

Aktivitas kampus sangat padat merayap dengan kehadiran mahasiswa baru. Kehadiran mahasiswa baru menjadi satu kegembiraan bagi setiap orang, bukan hanya kebahagiaan yang dirasakan oleh mahasiswa baru itu sendiri, akan tetapi juga kebahagiaan yang dirasakan oleh setiap orang. Pedagang suka cita menyambut mahasiswa baru, pemilik kos-kosan senang rumah kos mereka penuh terisi, civitas akademika gembira dan sangat gembira dengan pemberlakuan UKTB yang mencekik leher orang tua mahasiswa (he he terkesan tendensi ), para penebar ideologi sudah mulai bekerja keras dengan gaya dan bendera masing-masing. Dimulai dari ideologi islamis ekstrim sampai sosialis-komunis bahkan aliran sesat mulai memata-matai si MABA yang katanya masih culun dan lurus.
Tulisan ini saya buat tanpa ingin menjatuhkan pihak manapun. Karna bagi saya selama kebaikan yang diperjuangkan, berarti kita satu warna, satu suara, satu gerak dan satu tujuan. Tulisan ini hanya pengalaman risih di lapangan yang saya dengar dan kerap dikonsumsi mahasiswa. Sekali lagi saya hanya seorang mahasiswa biasa yang punya hak untuk menilai dan setiap orang pun berhak untuk menilai apapun dan siapapun.
Proses penanaman ideologi di dunia kampus sangat santer. Pasalnya setiap bendera organisasi menjadi sangat-sangat agresif mengelola lahan basah nan subur ini. Baiklah, kenapa judul yang saya ambil di atas adalah “Hati-hati Dengan LDK!!!”. Berhubung karna selama ini yang kerap didengar oleh MABA adalah LDK dan doktrin yang pertama sekali mengisi batok kepala MABA adalah “HATI-HATI DENGAN LDK!!!”.
Ada yang bertanya pada saya “Kak, ada apa sih dengan LDK?” alis ini seketika terangkat. Saya memang bukan bagian dari LDK meski beberapa kali saya ikut pengajian tsaqafah islmiyah di mesjid jami. Saya tanya balik pada adik leting yang wajahnya menyiratkan ingin tahu yang dalam. “Memangnya kenapa dik?” ujar saya, “karna setiap saat kami selalu disampaikan harus berhati-hati dengan LDK, seolah-olah LDK itu merupakan sebuah lembaga tempat berkumpul orang-orang keji dan jahat, aku benar-benar penasaran dibuatnya. Senior selalu mengulang-ulang itu, kak”.
Nah, jelaslah bahwa LDK memang telah menjadi konsumsi pembicaraan banyak orang terkhusus MABA. Tidak ada organisasi paling banyak disebut-sebut selain dari LDK yang merata di hampir setiap fakultas. Terlepas dari stigma negatif yang disematkan oleh orang-orang tertentu untuk mencapai tujuan tertentu. LDK lagi, LDK lagi…
Marilah kita melihat setiap gerak-gerik LDK. Dan mengapa kita harus benar-benar berhati-hati dengannya. Orang-orang di dalam LDK biasanya untuk yang akhwat (penyebutan untuk perempuan) berjilbab lebar, tentunya tidak seperti aku yang berjilbab musiman dan ikhwannya (penyebutan untuk yang laki-laki) diidentikkan dengan janggut meski ketua LDK nya sekarang tidak berjanggut.
Aku benar-benar kenal dengan orang-orang LDK. Sejauh ini mereka santun. Dan selalu menjaga diri. Mereka juga banyak yang berprestasi termasuk di tiga tahun terakhir ini MAPRES (Mahasiswa berprestasi) Unsyiah dari LDK. Kegiatan keagamaan sering dibuat, mulai dari pelatihan, seminar, talkshow, training motivasi, camping, seni dan lain-lain. Tidak ada yang aneh dengan acara-acara mereka. Tidak seperti yang disampaikan oleh adik lating tadi.
Ketakutan terhadap LDK yang diciptakan tentunya oleh orang-orang yang khawatir kampus menjadi lebih islami ini tidak berdasar. Kebencian tak berdasar. Dicari-cari alasan pembenaran untuk memusuhi LDK. Disinyalir ada upaya agar LDK menjadi musuh bersama. Ini yang sangat disayangkan dialam kebebasan kampus. Bahwa, setiap orang berhak untuk menyebarkan nilai-nilai kebaikan.
saya juga kadang berpikir dan mencari-cari alasan untuk membenci gerakan keislaman dalam ranah mahasiswa ini. Tapi tak juga saya temui alasan itu. Bahkan, kejadian tertentu saya alami sendiri. Ketika saya menggunakan jilbab agak lebaran sedikit ada yang bilang ke saya “eh, ke pake jilbab lebar. Anak LDK ya?” hah!. Apakah harus jadi anak LDK kalo pake jilbab lebar. Terus kalo bawa Al-Qur’an kekampus dan dibaca oleh kita lalu di cap pula LDK. Kalau sopan santun perangainya harus jadi anak LDK. Sungguh naïf sekali pandangan sempit ini.
Satu waktu saya bertanya kepada salah seorang pengurus LDK yang kukenal baik perangainya dan sholehah “LDK sering di isukan negative terus kak, apa gak risih masih tetap di LDK?” dia tersenyum dan nyantai sekali menjawab. Ini kata-kata darinya yang enggak pernah saya lupakan.
“ Kalau karna saya suka ke masjid dan menghidupkan masjid lantas orang sebut LDK, Saya Ikhlas disebut LDK. Jika karna saya sering membaca Al-qur’an maka disebut LDK, saya ikhlas disebut LDK. Jika karna saya aktif di pemerintah kampus untuk mengejawantah nilai-nilai islam, jika karna saya tidak merokok, jika karna saya sering mengajak shalat, jika karna saya semangat ikut kajian, jika karna saya puasa senin-kamis lantas saya disebut LDK. Maka saya ikhlas meski saya bukan anak LDK. Berarti LDK Itu bagus dan pilihan tepat untuk bergabung” luar biasa… ini bagi saya jawaban cerdas.

Hati-hati dengan LDK karna politik praktis! Kalupun iya, So what gitu lho. Bukankah politik bagian dari islam juga, yang penting politik yang santun dan damai.

Hati-hati dengan LDK karna LDK itu PKS! Nah, lho. Bukankan HMI, PII, KAMMI dll itu juga punya afiliasi partai. Kok sewot amat. Mana ada di dunia ini organisasi yang tanpa kepentingan golongan dan kelompok tertentu.

Hati-hati dengan LDK karna LDK itu sesat! Hadeuh… selama saya mantengin kegiatan LDK tak ada ajaran sesat yang disampaikan. Ada ada saja.

Hati-hati dengan LDK karna orang orangnya sok alim, kayak syurga Cuma miliknya! Itukan Cuma perasaan, jauhilah perasaan buruk apalagi tentang ibadah orang. Masak orang berbuat baik di cap sok alim.

Hati-hati dengan LDK karna dia haus kekuasaan, pengen nguasain BEM! What? Ini lebih parah. Jadi, yang boleh naik BEM itu selain orang LDK. Kok segitunya amat. Semua orang punya hak untuk memilih dan dipilih. Begitukan alam demokrasi yang kita pahami.

Hati-Hati dengan LDK sering pake-pake bahasa syurga (ana, antum, afwan, syukran)! Biasa saja, karna mereka sedang berusaha mencintai bahasa alqur’an.

Hati hati dengan LDK!
Hati hati dengan LDK!
Hati hati dengan LDK!
Hati hati dengan LDK!

Limpok, 10/9/13
Tania Abdurrahman

No comments:

Post a Comment