ACEHadalah sebuah provinsi di Indonesia. Aceh terletak di ujung utara
pulau Sumatera dan merupakan provinsi paling barat di Indonesia. Ibu
kotanya adalah Banda Aceh. Jumlah penduduk provinsi ini sekitar
4.500.000 jiwa. Letaknya dekat dengan Kepulauan Andaman dan Nikobar di
India dan terpisahkan oleh Laut Andaman. Aceh berbatasan dengan Teluk
Benggala di sebelah utara, Samudra Hindia di sebelah barat, Selat Malaka
di sebelah timur, dan Sumatera Utara di sebelah tenggara dan selatan.
Aceh dianggap sebagai tempat dimulainya penyebaran Islam di Indonesia
dan memainkan peran penting dalam penyebaran Islam di Asia Tenggara.
Pada awal abad ke-17, Kesultanan Aceh adalah negara terkaya, terkuat,
dan termakmur di kawasan Selat Malaka. Sejarah Aceh diwarnai oleh
kebebasan politik dan penolakan keras terhadap kendali orang asing,
termasuk bekas penjajah Belanda dan pemerintah Indonesia. Jika
dibandingkan dengan dengan provinsi lainnya, Aceh adalah wilayah yang
sangat konservatif (menjunjung tinggi nilai agama).[9] Persentase
penduduk Muslimnya adalah yang tertinggi di Indonesia dan mereka hidup
sesuai syariah Islam.[10] Berbeda dengan kebanyakan provinsi lain di
Indonesia, Aceh memiliki otonomi yang diatur tersendiri karena alasan
sejarah.
Aceh memiliki sumber daya alam yang melimpah, termasuk
minyak bumi dan gas alam. Sejumlah analis memperkirakan cadangan gas
alam Aceh adalah yang terbesar di dunia.[9] Aceh juga terkenal dengan
hutannya yang terletak di sepanjang jajaran Bukit Barisan dari Kutacane
di Aceh Tenggara sampai Ulu Masen di Aceh Jaya. Sebuah taman nasional
bernama Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL) didirikan di Aceh Tenggara.
Aceh adalah daratan yang paling dekat dengan episentrum gempa bumi
Samudra Hindia 2004. Setelah gempa, gelombang tsunami menerjang sebagian
besar pesisir barat provinsi ini. Sekitar 170.000 orang tewas atau
hilang akibat bencana tersebut.Bencana ini juga mendorong terciptanya
perjanjian damai antara pemerintah Republik Indonesia dan Gerakan Aceh
Merdeka
Asal nama
Aceh pertama dikenal dengan nama
- Aceh Darussalam (1511–1959)
- Kemudian Daerah Istimewa Aceh (1959–2001)
- Nanggroë Aceh Darussalam (2001–2009), dan terakhir
- Aceh (2009–sekarang). | Sebelumnya, nama Aceh biasa ditulis Acheh, Atjeh, dan Achin.
Jaman prasejarah
Aceh telah dihuni manusia sejak
zaman Mesolitikum, hal ini dibuktikan dengan keberadaan situs Bukit
Kerang yang diklaim sebagai peninggalan zaman tersebut di kabupaten Aceh
Tamiang. Selain itu pada situs lain yang dinamakan dengan Situs Desa
Pangkalan juga telah dilakukan ekskavasi serta berhasil ditemukan
artefak peninggalan dari zaman Mesolitikum berupa kapak Sumatralith,
fragmen gigi manusia, tulang badak, dan beberapa peralatan sederhana
lainnya. Selain di kabupaten Aceh Tamiang, peninggalan kehidupan
prasejarah di Aceh juga ditemukan di dataran tinggi Gayo tepatnya di
Ceruk Mendale dan Ceruk Ujung Karang yang terdapat disekitar Danau Laut
Tawar. Penemuan situs prasejarah ini mengungkapkan bukti adanya hunian
manusia prasejarah yang telah berlangsung disini pada sekitar 7.400
hingga 5.000 tahun yang lalu.
Jaman kerajaan
Jaman kerajaan Hindu-Buddha
Arca Awalokiteswara bergaya Sriwijaya yang ditemukan di Aceh
diperkirakan dari abad ke-9. Sekarang tersimpan di Museum Nasional
Indonesia.
Sumber :
No comments:
Post a Comment