Ringkasan Tugas Sosiologi Perkotaan
Kelompok I
Aryawan Bancin
Arif Rahman Hakim
Yusra Mahdalena
KOTA
2.1. pengertian Kota
Kota merupakan kawasan pemukiman yang
secara fisik ditunjukkan oleh kumpulan rumah-rumah yang mendominasi tata
ruangnya dan memiliki berbagai fasilitas untuk mendukung kehidupan warganya
secara mandiri. (WIKIPEDIA)
Kota adalah daerah permukiman yg terdiri atas
bangunan rumah yg merupakan kesatuan tempat tinggal dr berbagai lapisan
masyarakat. (KBBI)
Kata kunci, kota pada umumnya
dipandang :
-
Pusat pendidikan
-
Pusat kegiatan ekonomi
-
Pusat pemerintahan, dan lain-lain.
Jika ditinjau dari hirarki tempat,
kota memilik tingkat atau rangking yang
lebih tinggi. Walaupun jika melihat dari sejarah perkembangannya kota itu
berawal dari tempat pemukiman yang sederhana.
Pada zaman paleolitik sebelum
mengenal adanya logam. Pada zaman itu sedikit-sedikit sudah menggunakan batu
sebagai alat yang pada waktu itu gua-gua yang dianggap sebagai tempat tinggal
itulah kota bagi mereka.
Menurut
Bintarto : “Dari segi geografi, kota
dapat diartika sebagai suatu sistem jaringan kehidupan manusia yang ditandai
dengan kepadatan penduduk yang tinggi dan diwarnai dengan strata sosial ekonomi
yang heterogen dan coraknya yang materialistis dan dapat pula diartikan sebagai
bentang budaya yang diimbulkan oleh unsur-unsur alami dan non alami dengan
gejala-gejala pemusatan penduduk yang cukup besar dengan corak kehidupan yang
bersifat heterogen dan materilaistis dibandingkan dengan daerah belakangnya.
Istilah
kota dan daerah perkotaan dibedakan dari dua pengertian, yaitu kota untuk city,
dan daerah perkotaan untuk urban. Istilah city diidentikkan dengan kota
sedangkan urban berupa suatu daerah yang memliki suasana kehidupan dan
kehidupan modern atau disebut daerah perkotaan.
Menurut
Noel P. Gist dan L. A. Halbert (1956) dijepang akumulasi (pengumpulan)
aglomerasi (pemusatan) penduduk yang dapat digolongkan kota adalah akumulasi
yang mempunyai penduduk sama atau lebih dari 30 ribu orang. Dinegeri Belanda
batas untuk dapat dikatakan kota yaitu angka penduduk 20 ribu. Sedangkan indi,
Sailan, Belgia dan Yunani batasnya adalah 5000 atau lebih. Untuk Meksiko,
Amerika Serikat dan Venezuela batas yang diakui menjadi masyarakat kota adalah
2500 orang atau lebih. Di Argentina, Jerman Barat, Prancis, Portugal dan Ceko
Slovakia angka batasnya adalah 2000 ke atas. Untuk Panama, Kolombia dan
Irlandia memakai batas untuk 1500 orang. Untuk Selandia 1000 orang. Sedangkan
Islandia kecil batasnya 300 atau lebih.
Penggolongan kota yang bersifat
nonnumerik adalah penggolangan menurut fungsi. Seperti :
-
Kota pusat produksi : Biasanya
dikelilingi oleh daerah-daerah penghasil bumi atau tambang
-
Kota pusat perdagangan : Biasanya
sebagai tempat pusat perdagangan, walaupun sebenarnya tidak semua kota
didominasi oleh kegiatan perdagangan.
-
Kota pusat pemerintahan : Pada umumnya
tempat yang berfungsi sebagai pusat politk dan pemerintahan.
-
Pusat kota kebudayaan : Pada umumnya
kota yang meiliki seni ciri khas kebudayaan yang masih kental dan melekat di
kota tersebut sehingga bisa menjadi pusat pariwisata dan lain-lain.
-
Pusat kota kesehatan : Pada umumnya
terdapat didaerah pegunungan yang memiliki udara bersih dan suhu yang sejuk.
2.2. Struktur Kota
Kategori Struktur kota pada
dasarnya dilihat melalui 2 sisi yaitu: :
Dari sisi Fisikal:
-
Skeleton (
-
Framework
-
Network
-
Hirarki
Dari sisi Konseptual :
-
Dilihat dari aktivitas kota. Seperti
pada siang hari kota betul-betul merupakan roda penghidupan penduduk kota dan
sekitarnya. Sedangkan pada malam hari kota menjadi sunyi dan tenang (Kota mati)
Struktur
penduduk kota dari segi umur menunjukkan bahwa mereka tergolong umur produktif.
Berbeda dengan di desa kemungkina besar bahwa mereka yang berumur 65 tahun atau
lebih suka suasana yang lebih tenang.
Struktur
kota dilihat dari jenis-jenis mata pencaharian. Penduduk kota berada dibidang
nonagraris. Sedangkan pedesaan lebih agraris. Kemudian kecenderungan masyarakat
kota itu adanya segregasi atau pemisahan.
2.3. Ciri fisik kota
·
Tersedianya tempat-tempat
untuk pasar dan pertokoan
·
Tersedianya
tempat-tempat untuk parkir
·
Terdapatnya sarana
rekreasi dan sarana olahraga
·
Adanya sarana ekonomi
·
Adanya gedung pemerintahan dan alun-alun
·
Tersedianya komplek
perumahan
Ciri
kehidupan sosial kota adalah sebagai berikut:
·
Adanya pelapisan
sosial ekonomi misalnya perbedaan tingkat penghasilan, tingkat pendidikan dan
jenis pekerjaan.
·
Adanya jarak sosial
dan kurangnya toleransi sosial di antara warganya.
·
Adanya penilaian yang
berbeda-beda terhadap suatu masalah dengan pertimbangan perbedaan kepentingan,
situasi maupun kondisi kehidupan.
·
Warga kota umumnya
sangat menghargai waktu.
·
Cara berpikir dan
bertindak warga kota tampak lebih rasional dan berprinsip ekonomi.
·
Masyarakat kota lebih
mudah menyesuaikan diri terhadap perubahan sosial disebabkan adanya keterbukaan
terhadap pengaruh luar.
·
Pada umumnya
masyarakat kota lebih bersifat individu sedangkan sifat solidaritas dan gotong
royong sudah mulai tidak terasa lagi. Karena hal inilah kemudian menyebabkan
penduduk kota dan pendatang mengambil sikap acuh tidak acuh dan tidak peduli
ketika berinteraksi dengan orang lain. Mereka mengabaikan fakta bahwa
masyarakat kota juga bisa ramah dan santun dalam berinteraksi.
·
Kehidupan keagamaan
berkurang dibandingkan dengan kehidupan keagamaan di desa.
·
Orang kota pada
umumnya dapat mengurus dirinya sendiri tanpa harus bergantung pada orang lain.
·
Sikap penduduk bersifat individualistik dan matrelialistik.
·
Pembagian kerja di
antara warga-warga kota juga lebih tegas dan mempunyai batas-batas yang nyata.
·
Kemungkinan-kemungkinan
untuk mendapatkan pekerjaan juga lebih banyak diperoleh warga kota dari pada
warga desa.
·
Interaksi yang lebih
banyak terjadi berdasarkan pada faktor kepentingan daripada faktor pribadi.
·
Pembagian waktu yang
lebih teliti dan sangat penting, untuk dapat mengejar kebutuhan individu.
·
Perubahan-perubahan
sosial tampak dengan nyata di kota-kota, sebab kota biasanya terbuka dalam
menerima pengaruh.
·
Adanya keanekaragaman penduduk.
·
Pandangan hidup kota lebih rasional.
·
Masyarakatnya heterogen.
·
Mata pencaharian
nonagraris.
·
Corak kehidupannya
bersifat gesselschaft (hubungan kekerabatan mulai pudar).
·
Terjadi kesenjangan
sosial antara golongan masyarakat kaya dan masyarakat miskin.
·
Menerapkan strategi
keruangan, yaitu pemisahan kompleks atau kelompok sosial masyarakat secara
tegas.
Pemekaran kota dan permasalahannya
Pemekaran kota adalah kenampakan luar dari perkembangan
yang terjadi didalam kota. Pemekaran kota merupakan suatu hasil dan proses-proses kehidupan yang
terjadi di dalam kota.
Bertambahnya penghuni kota,baik yang berasal dari penghuni
kota maupun dari arus penduduk yang masuk dan luar kota mengakibatkan bertambahnya perumahan-perumahan,dan ini berarti berkurangnya daerah-daerah kosong di dalam kota. Misalnya semakin banyaknya anak-anak kota yang menjadi besar,maka semakin banyak pula diperlukan gedung-gedung sekolah. Kemudian seperti bertambahnya pelajar dan mahasiswa
ini berarti juga bertambahnya sepeda dan kendaraan bermotor roda dua. Toko-toko,warung
makan bahkan restoran bertambah terus sehingga makin mempercepat habisnya tanah-tanah kosong di dalam kota.
Suatu
kota dalam kondisi umum akan selalu bertumbuh dan berkembang baik dimensi
kenampakan fisik spasial dan dimesi non fisikalnya. Perkembangan ini
diakibatkan adanya pertumbuhan penduduk dan berbagai aktivitas pembangunan,
ekonomi, sosial, budaya, politik dan sebagainya pada kawasan tersebut yang
berdampak terjadinya peningkatan kebutuhan akan lahan. Semakin bertambahnya
penghuni kota maka semakin banyak pula akan lahan di sekitar pinggiran kota
yang terpakai dengan membangun berbagai sarana prasarana di kawasan tersebut
yang mengakibatkan terjadinya pemekaran kenampakan fisik spasial kota, walaupun
banyak dampak negatifnya karena umumnya lahan dipinggiran kota adalah
lahan-lahan pertanian yang masih produktif. Pemekaran fisik kota sebagai
konsekuensi logis dari pertumbuhan kota, namun ke depan perlu di pikirkan
solusi yang lebih baik dikarenakan perubahan tersebut juga sebenarnya memiliki
banyak dampak negatif terutama bagi kelestarian lingkungan dan ketahanan
pangan.
Akibat
dari adanya pemekaran kota salah satunya yang sering muncul adalah kepadatan penduduk dan kemacetan lalu lintas.
Permukiman sangat padat dan orang
bisa berjam-jam di jalanan karena terjebak kemacetan.
Masalah kota yang lain adalah pencemaran udara,
kriminalitas, lahan permukiman yang sempit, dan kekumuhan karena sampah berserakan
diman a-mana,masalah perumahan, kekurangan gedung sekolah dan lain sebagainya.
Masalah-masalah yang terlalu banyak ini kemudian mendesak para pengatur kota
untuk dapat mengatasi masalah tersebut. Gejala-gejala fisik,sosial dan ekonomi
yang negatif seperti Kurangnya daya
tampung perumahan bagi penduduk berpenghasilan kecil dan bagi para penganggur
dari luar
kota dapat memperluas daerah-daerah dan
menambah para
gelandangan. Kemudian dari keadaan tersebut timbullah berbagai bentuk
kriminalitas dan polusi yang sangat mengganggu ketenangan di kota.
2.5.
Kota Sbagai Lingkungan Hidup
Seperti
apa yang dilihat sekarang secara sepintas merupakan pusat pelbagai kegiatan
dari suatu wilayah tertentu, antara lain : pusat pengelompokan penduduk, pusat
kegiatan ekonomi, kegiatan budaya, kegiatan politik. Ruang, waktu, dan potensi
kemudahan sangat menentukan terjadinya dan perkembangan atau pemekaran kota.
Potensi
kemudahan yang dimaksud di sini adalah site
dan situation yang dimiliki
oleh setiap kota.
“Site , merupakan kedudukan fisikal untuk suatu tempat,
misalnya: kota diperbukitan, kota
sungai, kota pelabuhan , kota di padang pasir, dan sebagainya.
“Situation , merupakan sebagai posisi geografi dari
suatu tempat. Dalam hal ini, bagaimana
hubungan kota itu dengan daerah belakangan dan bagaimana pula hubungannya dengan kota-kota lain di
serkitar.
2.6.
Degradasi Lingkungan Hidup Kota
Kemunduran atau kerusakan lingkungan hidup kota
dapat dilihat dari dua segi :
pertama, dari segi fisik, Yaitu gangguan yang ditimbulkan oleh unsur-unsur alam, seperti; air yang sudah tercemar, udara yang sudah tercemar. Tercemarnya air dan udara ini menyebabkan gangguan kesehatan dan dapat juga mematikan penduduk kota.
pertama, dari segi fisik, Yaitu gangguan yang ditimbulkan oleh unsur-unsur alam, seperti; air yang sudah tercemar, udara yang sudah tercemar. Tercemarnya air dan udara ini menyebabkan gangguan kesehatan dan dapat juga mematikan penduduk kota.
Kedua, dari
segi masyarakat, Yaitu gangguan yang ditimbulkan oleh manusia sendiri dan dapat
menimbulkan kehidupan yang tidak tenang dan tidak tentram.
2.7.
Jenis-jenis Degradasi Lingkungan Fisik dan Sosial
Ada beberapa sumber dan penyebab yang dapat merusak
lingkungan hidup kota baik yang fisik maupun yang sosial.
Jenis-jenis pencemaran yang dapat digolongkan dalam
degradasi lingkungan fisik :
1. Pencemaran
air
2. Pencemaran
udara
Beberapa penjelasan disampaikan sebagai berikut:
Pecemaran
air,
merupakan masalah regional dan tidak hanya menjadi masalah di kota. biasanya
penduduk kota mengambil airnya dari air permukaan ( sungai, danau ) dan air
tanah ( sumur ).
sumber pencemaran air yaitu:
a. Pengelandangan kota yang membuang sampahnya di mana mereka berada, tidak pada tempatnya.
b. Pembuangan kotoran dari pabrik dan industri.
sumber pencemaran air yaitu:
a. Pengelandangan kota yang membuang sampahnya di mana mereka berada, tidak pada tempatnya.
b. Pembuangan kotoran dari pabrik dan industri.
Pencemaran udara,
merupakan masalah lingkungan nasional dan mengancam daerah yang luas. Udara
dicemarkan oleh:
a. Kendaraan bermotor yang banyan memadati jalanan kota.
b. emisi atau kotoran melalui asap pabrik yang sudah banyak terdapat di kota sekitarnya.
c. Kepadatan penduduk dan pembakaran sampah.
a. Kendaraan bermotor yang banyan memadati jalanan kota.
b. emisi atau kotoran melalui asap pabrik yang sudah banyak terdapat di kota sekitarnya.
c. Kepadatan penduduk dan pembakaran sampah.
Jenis-jenis pencemaran yang dapat di golongkan dalam degradasi lingkungan
yang bersifat sosial:
1. Kepadatan kendaraan
atau kesibukan kendaraan yang
dapat menghambat perjalanan,
sehingga menimbulkan kekesalan dan kedongkolan para pemakai jalan.
2. Tumpukan
onggokan sampah yang mengganggu kesehatan dan keindahan lingkungan.
3. Terlantarnya
bangunan-bangunan di kota, sehingga menimbulkan pemandangan yang kurang sedap
dan kadang-kadang dimafaatkan oleh gelandangan.
4. Barang-barang
terpakai dari mesin, plastik, metal, yang sukar dibasmi.
No comments:
Post a Comment