Dewasa
ini, sepakat tidak sepakat, setuju tidak setuju di abad yang serba komersial
ini. Kita krisis akan kepemimpinan yang sebenar-benarnya pemimpin yang di
elu-elukan seperti khalaknya tauladan kita Nabi Muhammad Saw. Hal ini lah yang
saat ini terjadi ditengah kondisi yang kurang akan mengenal tuhan.
Pemimpin
yang berkelas, pemimpin yang mempunyai karakter dan prinsip yang baik. Bukanlah
ia yang bisa dinilai dari level permukaanya saja ketika zona atau lingkungannya
yang aman serta kondisi yang nyaman. Namun bagaimana bisa melihat pemimpin yang
sebenar-benarnya berada dalam kondisi sebaliknya. Diantara sesuatu yang
dilematis dan bahkan menimbulkan reaksi emosi tanpa dilandasi oleh pikir yang
sehat. Hingga akan menimbulkan sesuatu pembeda menjalar ke suatu bentuk
konflik.
Dalam
pandangan aliran tradisional memandang konflik itu memang jelek. Tidak
menguntungkan serta menimbulkan kerugian. Hingga seharusnya dihindari, dicegah
dan diatasi.
- Dalam pandangan behavioral memandang konflik itu alamiah dan wajar terjadi, sehingga konflik tidak selamnyamerugikan tetapi juga menguntungkan.
- Namun, dalam aliran interaksi memandang konflik seharusnya diciptakan. Karena jika suatu zona aman yang membuat suatu tersebut dalam kondisi yang selalu menguntungkan. Maka reaksi dan aksi (integrasi) yang seharusnya terbentuk tidak akan menarik seperti seharusnya.
Dalam
hal ini, saya hanya ingin mencoba menggali latar belakang mengenai konflik
dilematis rakyat Aceh secara sosiologi terhadap pernyataan Perdana Menteri
Australia sesuatu yang muncul ke level permukaan menjadi trending topik di
Aceh. Namun sebelumnya tanpa harus menyalahkan dan tanpa harus membenarkan.
Bukan berarti setuju. Bukan juga sesuatu yang tidak saya suka. Namun hanya
sekedar tulisan biasa memandang dari sudut pandang yang lain untuk bahan
intropeksi kita.
Dari ketiga pandangan diatas, mulai dari aliran tradisional, behavioral dan interkasi. Saya hanya ingin katakan. Jika anda semua berada dalam posisi Tony Abott dengan kondisi rakyat anda yang akan di eksekusi mati. Bagaimana sikap kepemimpinan anda seharusnya? Apakah anda diam saja ataua melakukan hal lain. Mencari solusi agar rakyat tidak di eksekusi bukan? Walaupun hingga pada akhirnya anda jatuh dalam keadaan yang menyalahi aturan yang bisa saja mengakibatkn konflik seperti saat ini.
Yang
saya ingin katakan ialah dalam pandangan tradisional memang benar demikian
sesuatu yang tidak seharusnya. Dan saya setuju akan itu. Namun jika berdalih ke
aliran yang memandang konflik adalah hal yang wajar. Ya, saya juga demikian.
Yang menjadi titik temunya yang ingin saya katakan ialah, berkaitan erat dengan
aliran interkasi yang muncul yang diawali dari pernyatan “yang
menyakitkan” dari sang perdana menteri ialah. Apakah kita akan tetap ingat
bahkan mengenang jasa dari mereka yang telah membantu Aceh hingga sampai
sekarang ini. Jawabanya pasti ia. Namun apakah dengan tanpa kondisi yang
harmonis seperti ini kita akan mengingatnya? Jawabannya belum tentu.
Sudut
pandang saya mungkin tidak berbanding lurus dengan yang lain. Bukan berarti
saya berada dipihak antara pro dan kontra bahkan diantara kedua-duanya. Saya
hanya ingin menggali sesuatu yang tidak muncul dibelakangnya secara sosiologis
yang muncul kepermukaan tanpa mengenyampingkan saya sebagai rakyat Aceh
khususnya.
Sikap
dari pemimpin memanglah demikian, dia akan mencari segala cara demi melindungi
rakyatnya. Dan saya melihat sosok itu pada Tony Abott meski pada akhirnya ia mencoba
memainkan bentuk dramatisasi dengan mengangkat kembali suatu yang berada di masa
lalu. Namun ini adalah hal yang sangat wajar. Namun tidak bisa dikatan suatu
yang benar. Yang perlu digarisi bawahi ialah hal yang wajar tetapi bukan hal
yang benar. Setiap pemimpin pasti memiliki gaya kepminpinan masing-masing.
Demokratis, otoriter dan hal lainnya.
Memang
beginilah keadaan suatu akan realita keadaan sesorang dalam memandang
pernyataan. Kita hanya fokus pada permukaannya saja tanpa melihat sesuatu yang
mendasari hingga hal demikian terjadi. Dan itu juga adalah suatu bentuk pola
pikir yang wajar, namun tidak benar. Dalam tulisan ini yang ingin saya
sampaikan ialah, mari melihat segala sesuatunya bukan hanya terfokuskan pada
keadaan yang berada di level permukaannya saja. Apa lagi hal tersebut menguntungkan anda pribadi baik secara emosional
ataupun hal lainnya.
Dan
terakhir sayang ingin katakan kembali. Bukan berarti saya suka dengan
pernyataan dari ... tapi mencoba mlihat dari sisi lain. Dan untuk membuat diri
kita lebih memahami. Mari coba pikirkan keadaan suatu kondisi yang tidak bersahabat
dengan kita. Apa dan bagaimana sikap dan tindakan anda dari keadaan tersebut.
Tentu dominannya melakukan hal yang SALAH dan itu WAJAR namun TIDAK BENAR.
Maksud saya suapaya hati kita juga terlalu keras. Jang terlalu memojokkan sesuatu yang menurut anda benar. karena kebenaran yang sebenarnya hanya milik Tuhan. Terlepas dari keihklasan biarkan Allah yang memutuskan pada tiba masanya.
No comments:
Post a Comment