Masjid Islamic Center Washington DC, Amerika Serikat
Masjid Islamic Center Washington DC (Foto dari Flickr) |
Islam menjadi issue utama di Amerika Serikat paska serangan 11 September
2001. tragedi yang tak bisa dipungkiri meninggalkan luka mendalam bagi
keluarga korban khsusunya, dan warga Amerika umumnya. Dunia tak pernah
sama lagi setelah peristiwa itu. Islam dan ummatnya menjadi sorotan di
berbagai belahan bumi. Berbagai perlakuan dan tindakan tak nyaman
menerpa muslim yang tinggal di Amerika dan negara negara barat lainnya.
Namun peristiwa itu juga yang kemudian membuat begitu banyak orang yang
masih mau berfikir jernih untuk mulai bertanya tanya tentang Islam dan
pada ahirnya beberapa dari mereka tidak saja sekedar bertanya tapi
justru kemudian menjadikan Islam sebagai pegangan hidupnya, setelah
menemukan kebenaran Islam.
Sejarah mencatat, hanya beberapa hari setelah peristiwa itu, di tanggal 17 September 2001, presiden Amerika Serikat kala itu George Walker Bush memilih Masjid Islamic Center Washington DC untuk menyampaikan pidatonya. Dalam pidato tersebut Presiden George Walker Bush
menyampaikan bahwa Muslim Amerika adalah bagian dari Amerika dan mereka
berhak untuk mendapatkan perlakuan yang sama dan setara dengan warga
Amerika yang lain.
George Bush Di Masjid Islamic Center Washington DC tanggal 17 September 2001. |
"Americans
who mistreat Muslims should be ashamed,". "In our anger and emotion,
our fellow Americans must treat each other with respect."
Namun
serangan 11 September 2001 tersebut malah kemudian berujung kepada
penyerbuan tentara Amerika ke Afganistan dengan dalih perang terhadap
teroris dan bercokol disana hingga kini. (klik disini untuk membaca transkrip lengkap pidato George Walker Bush
tersebut). Tek pelak tindakan tersebut membuat beberapa kalangan
menyebutnya sebagai bentuk lain dari tindakan terorisme oleh sebuah
negara berdaulat terhadap negara berdaulat lain nya.
Masjid Islamic Center Washington DC juga pernah mengalami sejarah kelam dalam peristiwa yang terkenal dengan 1977 Hanafi Siege.
Ketika tanggal 9~11 Maret 1977, tiga orang bersenjata menyerbu ke dalam
Masjid dan menyandera 11 orang. Tiga orang tersebut merupakan bagian
dari kelompok Hamaas Abdul Khaalis
yang disaat hampir bersamaan menyerbu 3 tempat berbeda di Washington
DC. Kelompok ini mengajukan beberapa tuntutan kepada pemerintah Amerika Serikat. Penyanderaan tersebut berahir setelah tiga orang duta besar negara Islam melakukan perundingan dengan kelompok tersebut.
Sejarah juga mencatat bahwa presiden pertama dan proklamator kemerdekaan Republik Indonesia, Ir. Ahmad Soekarno pernah singgah dan sholat di Masjid Islamic Center Washington DC ini selama kunjungan kenegaraannya selama 19 hari ke Amerika Serikat atas undangan dari Presiden Amerika ketika itu, David Dwight Eisenhower
di bulan Mei 1956. Cukup menarik karena ketika itu masjid Islamic
Center Washington DC bahkan belum sepenuhnya selesai dibangun, dan baru
secara resmi diresmikan setahun kemudian.
Dalam kunjungan itu Ir. Soekarno mendapatkan sambutan yang luar biasa dari pemerintah dan rakyat Amerika, Presiden Eisenhover bahkan menunjuk Wakil Presiden Richard Nixon untuk menjemput langsung Presiden Soekarno ke Bandara. Konon penyambutan terhadap presiden Soekarno ketika itu merupakan sambutan terbesar oleh Amerika terhadap pemimpin dari dunia ketika yang berkunjung ke Amerika.
Alamat dan Lokasi Masjid Islamic Center Washington DC
2551 Massachusetts Avenue Northwest,
Washington D.C., DC, USA
Nomor Telepon : +1 202-332-8343
Situs resmi : www.theislamiccenter.com/
Koordinat peta : 38° 55′ 1″ N, 77° 3′ 25″ W
Sejarah Pembagunan Masjid Islamic Center Washington DC
Gagasan
untuk membangun masjid ini pertama kali lahir pada tahun 1944 saat
perang dunia kedua sedang bergolak. Ditahun yang sama ditanggal 11
November 1944 Mehmet Münir Ertegün, Duta besar Republik Turki pertama untuk Amerika Serikat
wafat, dan tidak ada satu masjid pun di washington DC untuk keperluan
pelaksanaan sholat jenazah. Ketika itu sempat terjadi perbincangan
antara A.J Howar, pengusaha muslim Amerika yang berasal dari Palestina
dan bernama Asli Yusuf Al-Hawa dengan duta besar Mesir Mahmud Hasan
Pasha yang mengatakan “sangat memalukan bahwa sholat jenazah untuk
seorang yang sangat terhormat seperti almahum Munir Estegun, tidak
diselenggarakan di masjid. Dan Dubes Mesir ketika itu meminta Howar
untuk mendirikan masjid yang dimaksud, mengingat beliau adalah seorang
kontraktor sukses di Amerika. Hal itulah yang menjadi awal keseluruhan
porses pembangunan masjid Islamic Center Washington DC.
Bung Karno dan rombongan ketika sholat di Masjid Islamic Center Washington DC. |
Dengan
prakarsa negara-negara Islam, proses pembangunan masjid Islamic center
Washington DC dimulai dengan peletakan batu pertama pada tanggal
11 Januari 1949, di atas lahan yang dibeli tahun 1946. peletakan batu
pertama itu bertepatan dengan hari kelahiran Nabi Muhammad SAW ke 1420.
Mengutip situs pemerintah Amerika Serikat, disebutkan bahwa dana
pembangunan masjid dihimpun dari berbagai kalangan, seperti Komunitas
Muslim Amerika, negara-negara Islam di seluruh dunia, termasuk Afghanistan, Mesir, Indonesia, Iraq, Iran, Syria, Turki, Pakistan dan Saudi Arabia.
Selain
sumbangan dana, di masjid ini juga berhimpung material terpilih
sumbangan dari berbagai Negara Islam. Mesir menyumbang lampu gantung
besar yang sangat indah, termasuk para seniman yang mengukir kaligrafi
Al-Qur’an di keseluruhan dinding dan kubah masjid. Iran menyumbang
karpet rajutan yang luar biasa, Malaysia menyumbang kubah, Maroko kaca jendela, Turkey menyumbang keramik lantai dan dinding, dan Iraq menyumbang kaca kuning.
Pembangunannya sendiri berlangsung awal Desember 1949 dengan kontraktor lokal. Keterlambatan proses pembangunan ini disebabkan adanya kendala komunikasi antara arsitek dengan kontraktor. Di saat pembangunan tengah berjalan, penentuan arah kiblat sempat menjadi pro dan kontra, hingga pertengahan 1957. Sampai akhirnya diputuskan seorang ahli, kiblat menghadap timur laut.
Sejumlah
penjelasan detail tentang arsitektur masjid terpaksa berulang kali harus
diterjemahkan dalam bahasa Arab dan Inggris. Gambar bangunan berikut
interiornya, dibuat oleh tenaga-tenaga arsitek dari Kementerian Agama,
Kairo, Mesir. Menariknya, selama proses pembuatan gambar, ada
keterlibatan seorang arsitek dari Italia, Professor Mario Rossi.
Keramik/porselen sumbangan Turki di Islamic Center Washington DC
(foto dari Flickr)
|
6 tahun lebih sejak dibangun, atau tepatnya 28 Juni 1957, Islamic Center akhirnya diresmikan. Presiden Amerika Serikat Eisenhower
turut hadir dan memberikan sambutan dalam acara peresmian tersebut.
Pemerintah Amerika kini melindungi bangunan ini dengan memasukkannya ke
dalam daftar bangunan-bangunan historis di Amerika.
Masjid Islamic Center ini menjadi masjid pertama dan tertua di ibukota negara Amerika Serikat,
dan pada saat selesai dibangun menjadi masjid terbesar di kawasan
Amerika bagian Barat. Keindahan ornamen di Islamic Center ini, sebagian
buah karya sang profesor, terinpsirasi kemegahan masjid-masjid kuno
Kairo. Professor Rossi akhirnya menjadi seorang muslim, dan berganti
nama menjadi Muhammad Mahdi.
Arsitektur Masjid Islamic Center Washington DC
Di
masjid itu, ruangan laki-laki dan perempuan terdapat pada lantai yang
terpisah. Lantai atas masjid diperuntukkan bagi jemaah laki, sedangkan
jemaah wanita di ruangan bawah. Pemisahan letak lantai antara laki-laki
dan perempuan yang baru diterapkan bulan Juli 2010 menjelang Ramadhan di
tahun tersebut. Keputusan sempat sempat menimbulkan kontroversi karena
sebagaian kaum perempuan menganggap hal itu sebagai diskriminasi.
Namun,
pihak masjid mengatakan penetapan baru itu dibuat karena kapasitas
ruangan di lantai atas yang sudah tidak memadai. Hampir 50-an warga
Indonesia secara aktif beribadah di masjid Islamic Center ini, yang
datang dari berbagai kota di sekitar Washington DC terutama selama bulan
Ramadhan.
Aktivitas Masjid Islamic Center Washington DC
Fasad depan masjid Islamic Center Washington DC, tempat dimana - Foto Bung Karno di ambil di foto sebelumbya (foto dari Panoramio) |
Selain
sholat jum`at berjama`ah, aktivitas seperti pengajian, Sunday School
bagi anak-anak atau kajian-kajian tentang Islam, rutin digelar.
Keberadaan Islamic Center di ibukota negara adidaya ini, sungguh berarti
bagi kaum muslim. Masjid bersejarah ini senantiasa membuka diri untuk
dikunjungi oleh siapapun, setiap hari masjiid ini menerima tamu antara
100 hingga 600 orang. Non-Muslim dari Amerika dan luar Amerika datang
bergabung dalam sebuah tur. Beberapa tur dilakukan bagi para pejabat
Departemen Luar Negeri Amerika yang akan berdinas di dunia Islam atau
para pelajar yang akan belajar di negara-negara Muslim.
Mereka
datang untuk mengikuti ceramah serta seminar mengenai situasi di Timur
Tengah dan apa yang diharapkan dan bagaimana berperilaku di sebuah
negara Islam. Selama tur, para pejabat masjid juga memberikan informasi
tentang Islam, ajaran-ajarannya dan Nabi Muhammad SAW dan menjawab
pertanyaan dari pengunjung yang masih penasaran soal Islam.
Ornamen Interior di bawah kubah, lukisan dan ukiran Kaligrafi Al-Qur'an tersebut merupakan karya para seniman Mesir |
Perpustakaan dengan koleksi lengkap
Masjid
Islamic Center Washington DC juga dilengkapi dengan perpustakaan besar
dengan segala macam buku tentang Islam, dan memiliki kelas-kelas untuk
pelajaran Bahasa Arab, Al-Qur'an, hukum Islam dan mata pelajaran lain
yang terkait agama Islam. Meski tak tidak memungkinkan untuk membangun
sekolah, tapi Masjid ini berhasil mengatur kelas Sabtu dan Minggu untuk
enam kelas.
Layanan Pemakaman Gratis
Masjid ini
juga terlibat dalam kehidupan sosial masyarakat dengan memberikan
konseling perkawinan, membantu memahami prosedur pemakaman dan
penguburan. Pengurus masjid juga sudah membeli sebuah kuburan pemakaman
dan tersedia bagi umat Islam untuk menguburkan orang yang meninggal
secara gratis, karena biaya pemakaman di sini di Amerika Serikat adalah sangat mahal.
Dakwah kepada Narapidana di Penjara
Layanan
Islamic Center yang paling membanggakan adalah program da`wah. Ada
sejumlah besar orang yang masuk Islam di sini setiap bulan, seminar bagi
para mualaf, dilaksanakan secara rutin untuk membantu mereka terlibat
dalam agama baru mereka, sehingga mereka memahami dan memiliki visi yang
jelas, bukan hanya mengikuti metode-metode tertentu.
Islamic
Center juga menegaskan bahwa penjangkauan mereka melampaui bangunan
masjid. masjid memiliki peserta untuk membantu kami mengirimkan paket
buku ke lembaga-lembaga di seluruh AS, khususnya di penjara-penjara di
mana orang ingin tahu tentang Islam. Dan hasilnya sungguh luar biasa,
beberapa kepala penjara berkirim surat ke masjid Islamic Center dan
berterima kasih karena setelah menerima Islam para tahanan terdapat
perubahan perilaku mereka dan mereka menjadi manusia yang lebih baik.
Kontroversi yang tak berkesudahan
Imam Al-Asi dan jemaah nya |
Di bulan
November 1981, untuk pertama kali Masjid Islamic Center Washington DC
melakukan pemilihan Imam secara langsung, ketika itu terpilihlah Muhammad Al-Asi sebagai imam Masjid Islamic Center Washington DC. Namun kemudian Imam Muhammad Al-Asi berselisih faham dengan pemerintah Kerajaan Saudi Arabia, Pada tanggal 5 Maret 1983 Imam Muhammad Al-Asi beserta keluarganya diminta keluar dan meninggalkan Masjid Islamic Center Washington DC.
Namun Imam Muhammad Al-Asi
enggan menanggalkan jabatan imam nya dan meneruskan menjalankan
tugasnya sebagai imam dengan memimpin jemaah diluar gedung Masjid, di
halaman rumput bahkan di trotoar seberang jalan Masjid Islamic Center
Washington DC.
Idul Fitri bulan Juli tahun 1983, Muhammad Al-Asi
beserta 50 jemaah pengikutnya memaksa masuk ke dalam Masjid untuk
menjalankan ibadah sholat idul fitri, tindakan ini kemudian memicu
pengelola Islamic Center memanggil aparat keamanan, akibatnya Imam Muhammad Al-Asi beserta 50 jemaahnya di ciduk aparat berwajib meski kemudian dibebaskan kembali. Namun juri di pengadilan Amerika Serikat
memutuskan mereka bersalah karena telah mengganggu jalannya peribadatan
yang dipimpin oleh imam yang lain. Dan pengadilan kemudian memutuskan
Imam Muhammad Al-Asi beserta jemaahnya dilarang untuk memasuki Masjid Islamic Center.
Menurut Imam Abdullah Muhammad Khouj (imam masjid saat ini) jemaah sholat lima waktu di masjid ini meningkat dari ratusan menjadi ribuan jemaah sejak tahun 1984 |
Hingga kini Imam Muhammad Al-Asi
masih mengukuhkan dirinya sebagai Imam Masjid Islamic Center Washington
DC meskipun pihak Masjid Islamic Center sudah mengumumkan bahwa beliau
sudah tidak ada sangkut pautnya lagi dengan Masjid Islamic Center
Washington DC. Upaya upaya rekonsiliasi sudah dilakukan oleh berbagai
pihak namun tak membuahkan hasil, hingga kini pun Imam Al-‘Asi masih
senantiasa memimpin jemaahnya menjalankan sholat Jum’at di trotoar
diseberang Masjid Islamic Center Washington DC, beliau dan jemaahnya
juga mengelola situs sendiri untuk Islamic Center Washington DC.
Video Masjid Islamic Center Washington DC
Foto Foto Masjid Islamic Center Washington DC
Street view Masjid Washington DC
Bendera negara negara islam di depan Islamic Center Washington DC (foto dari Panoramio) |
Bendera Merah Putih Berkibar diantara bendera negara negara Islam Lainnya di depan Masjid Islamic Center Washington DC, Amerika Serikat. |
Foto dari Flickr |
Foto dari Flickr |
Bung Karno di Masjid Islamic Center Washington DC, melintasi petugas kemanan yang bersiaga penuh selama kunjungan kerja beliau ke Amerika Serikat. |
Interior Masjid Islamic Center Washington DC (foto dari Flickr) |
indosiar.com – The Islamic Center Washington DC
voanews.com – Tarawih pertama di Islamic Center Washington DC
articles.cnn.com - Bush: U.S. Muslims should feel safe
eramuslim.com – Masjid Islamic Center Washington DC tempat menimba Ilmu Islam
sacret-destination.com – Washington DC Islamic Center
situs resmi Islamic Center Washington DC –http://www.theislamiccenter.com/
islamiccenterdc.com – whathappened
shahzadraza.com – A Tale of two Friday prayers
kabarinews.com – Antara Soekarno dan Amerika part-1
en.wikipedia – Islamic Center of Washington DC
america.gov - Islamic Center of Washington Boasts a Rich History
Sumber :
No comments:
Post a Comment